Berita Lampung

BKKBN Targetkan Turunkan Angka Stunting di Lampung hingga 14 Persen

Menurut data Survei Kesehatan Gizi Nasional 2024, angka stunting Indonesia masih 19,8 persen, sementara di Lampung sekitar 15,9 persen.

|
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Kanal YouTube Tribun Lampung News Video
TARGET 14 PERSEN - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Sutriningsih, saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Genting, Ikhtiar Cegah Stunting" di Studio Tribun Lampung, Rabu (29/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Survei Kesehatan Gizi Nasional 2024 mencatat stunting Indonesia 19,8 persen dan Lampung 15,9 % ; target nasional turun ke 14,2 % pada 2029.
  • BKKBN Lampung sebut pencegahan dimulai sejak hamil: gizi seimbang dan periksa rutin minimal 6 kali.
  • Protein hewani seperti telur dianjurkan untuk kualitas ASI dan tumbuh kembang optimal.
  • Asap rokok di rumah jadi faktor risiko stunting karena mengganggu daya tahan tubuh dan penyerapan gizi anak.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Menurut data Survei Kesehatan Gizi Nasional 2024, angka stunting Indonesia masih 19,8 persen, sementara di Lampung sekitar 15,9 persen.

Sementara target penurunan angka stunting secara nasional yakni di angka 14,2 persen pada Tahun 2029.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun).

Akibatnya, anak menjadi lebih pendek dari standar usianya, dan kondisi ini bisa berdampak pada perkembangan otak, kemampuan belajar, serta produktivitas saat dewasa.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Sutriningsih, angka stunting di Lampung yang masih mencapai 15,9 persen menjadi pekerjaan rumah bersama.

“Artinya, masih ada pekerjaan besar untuk menurunkan angka itu hingga target nasional 14 persen,” ujar Sutriningsih, saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Genting, Ikhtiar Cegah Stunting" di Studio Tribun Lampung, Rabu (29/10/2025).

Sutriningsih menegaskan, pencegahan harus dimulai sejak masa kehamilan. Ibu hamil perlu memperhatikan asupan bergizi seimbang, terutama sumber protein hewani.

“Yang paling mudah dan murah adalah telur. Minimal dua butir per hari. Kalau ibu gizinya cukup, ASI juga akan berkualitas,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan balita secara rutin.

“Selama hamil minimal enam kali periksa ke posyandu atau puskesmas. Setelah lahir, pantau tumbuh kembang anak dengan Kartu Menuju Sehat (KMS),” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran keluarga.

“Kebiasaan merokok di rumah misalnya, bisa menempel di benda dan dihirup anak. Nikotin itu bahaya, salah satu faktor risiko anak jadi stunting,” katanya.

Di sisi lain, Sutriningsih menekankan, stunting bukan sekadar soal tinggi badan anak yang di bawah rata-rata, tetapi juga perkembangan otak dan daya nalar anak.

“Stunting itu anak-anak yang di seribu hari pertama kehidupannya tumbuh kembangnya tidak seimbang."

Baca juga: BKKBN Lampung Entaskan Stunting dengan Genting

"Harusnya tinggi badan dan berat badan sesuai usia, tapi tidak mencapai standar. Biasanya disebabkan kekurangan gizi kronik atau penyakit yang lama tidak diobati,” kata Sutriningsih.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved