Berita Lampung

Bahaya Merokok Dalam Rumah, BKKBN: Bisa Jadi Penyebab Anak Stunting

Kebiasaan merokok di dalam rumah ternyata tak hanya berisiko bagi kesehatan orang dewasa, tapi juga berpotensi menjadi pemicu stunting pada anak. 

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Kanal YouTube Tribun Lampung News Video
BAHAYA MEROKOK - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Sutriningsih (kiri), saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Genting, Ikhtiar Cegah Stunting" di Studio Tribun Lampung, Rabu (29/10/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Kebiasaan merokok di dalam rumah ternyata tak hanya berisiko bagi kesehatan orang dewasa, tapi juga berpotensi menjadi pemicu stunting pada anak.

Asap rokok yang menempel di pakaian, dinding, maupun perabotan rumah tangga dapat terhirup oleh balita, dan berdampak pada gangguan tumbuh kembang mereka.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun).

Akibatnya, anak menjadi lebih pendek dari standar usianya, dan kondisi ini bisa berdampak pada perkembangan otak, kemampuan belajar, serta produktivitas saat dewasa.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Sutriningsih.

Sutriningsih menyebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang belum menyadari bahaya asap rokok terhadap anak-anak, terutama di usia seribu hari pertama kehidupan.

“Kami menemukan satu di antara penyebab anak stunting bukan hanya soal gizi yang kurang, tapi juga lingkungan rumah yang tidak sehat. Termasuk di dalamnya kebiasaan merokok di rumah."

"Nikotin dari asap rokok bisa menempel di benda-benda dan dihirup anak balita,” kata Sutriningsih, saat menjadi narasumber dalam podcast bertema "Genting, Ikhtiar Cegah Stunting" di Studio Tribun Lampung, Rabu (29/10/2025).

Ia menjelaskan, paparan asap rokok dapat menurunkan daya tahan tubuh anak serta mengganggu penyerapan gizi. 

“Anak yang sering terpapar asap rokok cenderung lebih rentan sakit, mudah batuk, pilek, dan daya tahan tubuhnya rendah. Akibatnya, proses penyerapan gizi terganggu dan anak berisiko mengalami gagal tumbuh,” katanya.

Menurut Sutriningsih, langkah paling efektif adalah menciptakan rumah bebas asap rokok. 

Jika seorang anggota keluarga tidak bisa berhenti merokok, kata Sutriningsih, minimal lakukan di luar rumah, jauh dari anak dan ibu hamil. 

“Jangan merokok di ruang tamu, dapur, atau tempat tidur. Asap rokok tidak hilang hanya karena jendela dibuka,” tegasnya.

Ia menambahkan, perilaku ini juga menjadi bagian penting dari upaya perubahan perilaku keluarga berisiko stunting. 

Baca juga: BKKBN Lampung Entaskan Stunting dengan Genting

“Keluarga berisiko stunting itu bukan hanya karena miskin atau kurang gizi. Tapi karena perilaku tidak sehat, seperti buang air sembarangan, dapur kotor, dan merokok di rumah. Semua faktor itu saling berhubungan,” ujarnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved