Berita Lampung
Program Genting BKKBN Sasar 31 Ribu Keluarga Beresiko Stunting
Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting) yang digagas BKKBN menyasar 31 ribu keluarga, demi menurunkan angka stunting.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Ringkasan Berita:
- Program Genting BKKBN bantu 31 ribu keluarga berisiko stunting lewat intervensi gizi, non-gizi, dan edukasi.
- Fokus bantuan mencakup makanan bergizi, jamban sehat, air bersih, serta pendampingan perilaku keluarga.
- BAZNAS turut menyalurkan zakat dan infak pegawai untuk mendukung program ini secara transparan.
- Genting telah menjangkau hampir 1 juta anak di Indonesia; BKKBN dorong gotong royong demi percepatan penurunan stunting.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting) yang digagas BKKBN menyasar 31 ribu keluarga, demi menurunkan angka stunting.
Ada 3 bentuk bentuk intervensi utama dalam program Genting tersebut yakni gizi, non-gizi, dan edukasi.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun).
Akibatnya, anak menjadi lebih pendek dari standar usianya, dan kondisi ini bisa berdampak pada perkembangan otak, kemampuan belajar, serta produktivitas saat dewasa.
Program Genting mengajak masyarakat luas, dunia usaha, lembaga zakat, hingga media massa ikut membantu keluarga berisiko stunting melalui pendekatan gotong royong.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Sutriningsih, mengatakan program Genting lahir dari keprihatinan atas masih tingginya angka stunting di Indonesia.
“Masih banyak keluarga yang berisiko stunting, terutama yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Karena itu, kami ajak semua pihak ikut berperan menjadi orang tua asuh,” ujarnya dalam Podcast Tribunlampung.
Program ini menyasar sekitar 31 ribu keluarga berisiko stunting, dengan tiga bentuk intervensi utama.
Di antaranya, intervensi gizi, yang mencakup pemberian makanan bergizi seperti telur, susu, dan lauk pauk bagi anak dan ibu hamil.
Kemudian, intervensi non-gizi berupa bantuan renovasi jamban sehat, penyediaan air bersih, serta perbaikan rumah tidak layak huni.
Terakhir, intervensi edukasi. yang difokuskan pada perubahan perilaku dan peningkatan pengetahuan keluarga agar hasilnya berkelanjutan.
“Edukasi penting, karena kalau hanya diberi bantuan tanpa pengetahuan, masalah bisa berulang. Jadi kami dampingi sampai perilaku keluarga berubah,” jelas Sutriningsih.
Ia menambahkan, Genting juga menggandeng BAZNAS dalam pengumpulan zakat dan infak pegawai untuk disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan. Semua proses disalurkan secara transparan.
“Kami sudah punya dashboard Genting yang bisa diakses oleh mitra dan masyarakat. Mereka bisa memilih mau bantu di bidang nutrisi atau non-nutrisi. Jadi semua penyaluran bantuan bisa dipantau secara terbuka,” ujarnya.
Baca juga: BKKBN Lampung Entaskan Stunting dengan Genting
Hingga saat ini, program Genting telah menjangkau hampir satu juta anak di seluruh Indonesia.
Sutriningsih berharap dukungan terus bertambah, termasuk dari kalangan swasta dan masyarakat umum.
“Gotong royong adalah kunci percepatan penurunan stunting. Semua bisa berperan sesuai kemampuan,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)
| Lifter Muda Lampung Falih Ahmad Borong 2 Medali Emas Angkat Besi Popnas 2025 |
|
|---|
| Bahaya Merokok Dalam Rumah, BKKBN: Bisa Jadi Penyebab Anak Stunting |
|
|---|
| Kejari Bandar Lampung Blender 137,8 Gram Sabu |
|
|---|
| Disnaker Lampung Tanggapi Tuntutan Karyawan Hotel Marcopolo, Belum Dapat THR Gaji Belum Dibayar |
|
|---|
| Yarisma Nakhodai DPC Hippi Bandar Lampung, Janji Majukan UMKM |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Program-Genting-Sasar-31-Ribu-Keluarga-Beresiko-Stunting-dengan-3-Bentuk-Intervensi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.