Berita Terkini Nasional

Prabowo dan Jokowi Bertemu Selama 2 Jam, PSI: Mereka Bestie yang Pikirkan Rakyat

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan pertemuan membahas mengenai arah bangsa ke depan.

Editor: taryono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PRABOWO DAN JOKOWI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Prabowo dan Jokowi Bertemu Selama 2 Jam, PSI: Mereka Bestie yang Pikirkan Rakyat. 

"Karena dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi intensif bersama PSI termasuk hadir dalam agenda di Bali," ujar Agung.

Agung juga menilai relasi personal antara Jokowi dan Prabowo tetap terjaga meski dinamika politik nasional terus bergerak.

"Secara personal, pertemuan keduanya membuktikan bahwa relasi antarkeduanya baik-baik saja di tengah pasang surut  dinamika kebangsaan," ungkapnya.

Jokowi diketahui memang tidak memiliki jabatan resmi di PSI, tetapi ia sangat dekat secara politik dan ideologis dengan partai tersebut.

PSI bahkan menjadikan Jokowi sebagai figur sentral atau “kiblat politik” mereka.

Pertemuan Jokowi dan Prabowo Bahas Isu-isu Krusial

Mengenai pertemuan Prabowo dan Jokowi itu, analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa), menilai bahwa hal tersebut bukan sekadar silaturahmi biasa.

Analis komunikasi politik dan pendiri lembaga survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) tersebut mengatakan, sejumlah dinamika politik belakangan ini menjadi latar belakang yang memperkuat dugaan bahwa pertemuan tersebut membahas isu-isu krusial.

Menurutnya, pertemuan selama dua jam itu kemungkinan turut membicarakan isu ijazah Wakil Presiden Gibran, serta kunjungan tokoh kontroversial Abu Bakar Ba'asyir ke kediaman Jokowi beberapa waktu lalu.

"Kejadian selanjutnya apalagi? Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya Pak Jokowi, terus meningkat eskalasi isu ijazah Gibran. Jadi, kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Pak Jokowi mengharuskan dirinya ketemu dengan Pak Prabowo," kata Hensa kepada wartawan, Senin.

Hendri berpandangan, meskipun hubungan Jokowi dan Prabowo dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa berbeda karena berlangsung di tengah situasi politik yang dinamis. 

Dia merujuk pada gelombang unjuk rasa besar pada 28–31 Agustus 2025 yang menyeret nama Jokowi, serta pernyataan Jokowi yang secara terbuka meminta relawannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk dua periode.

"Kalau lihat kejadian-kejadiannya, menurut saya ada beberapa hal yang dibahas. Bisa saja tentang Abu Bakar, bisa saja tentang ijazah, bisa saja tentang reshuffle, atau dukungan Prabowo-Gibran dua periode," ujarnya. 

"Justru saya menilainya dukungan Prabowo-Gibran dua periode itu pasti diungkapkan pada saat itu. Dua jam waktu yang sebentar kalau sambil makan kan," ucapnya.

Hendri juga menyoroti langkah Prabowo yang memanggil dua menteri usai pertemuan, yakni Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved