Berita Terkini Nasional

Pemakaman Pendemo yang Tewas Terbakar di Kwitang Jakarta Utara, Selamat Jalan Han!

Jenazah Muhammad Farhan Hamid (23), pedemo yang hilang dan ditemukan tewas di Gedung ACC Kwitang, tiba di rumah duka di Rawabadak Utara, Koja.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/Omarali Dharmakrisna Soedirman
TANGISAN PECAH - Tangisan keluarga pecah saat jenazah Muhammad Farhan Hamid (23), pedemo yang hilang dan ditemukan tewas di Gedung ACC Kwitang, tiba di rumah duka di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (8/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Muhammad Farhan Hamid (23), pedemo yang hilang dan ditemukan tewas di Gedung ACC Kwitang tiba di rumah duka di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (8/11/2025).
  • Farhan dimakamkan di TPU Budidarma, Semper Timur, Jakarta Utara.
  • Sebelumnya RS Polri Kramat Jati memastikan dua kerangka yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan.
  • Farhan sempat masuk dalam pencarian Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)

 

JAKARTA, TRIBUN - Isak tangis keluarga dan warga sekitar pecah saat jenazah Muhammad Farhan Hamid (23), pedemo yang hilang dan ditemukan tewas di Gedung ACC Kwitang, tiba di rumah duka di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (8/11/2025).

Jenazah tiba menggunakan ambulans hitam bertuliskan RS Polri, sekitar pukul 11.00 WIB.

Peti jenazah almarhum kemudian dipanggul oleh sang kakak, Imrony, bersama beberapa warga melalui gang sempit menuju rumah.

Tangis Imrony pecah saat memanggul peti sang adik.

Warga yang memadati gang ikut larut dalam kesedihan, beberapa di antaranya terdengar membacakan selawat.

Awalnya, jenazah direncanakan akan dibawa masuk ke rumah.

Namun, karena jalan yang sempit, peti beberapa kali terbentur dinding dan tidak dapat dimasukkan ke dalam rumah.

Seorang warga kemudian mengusulkan agar jenazah langsung dibawa ke masjid terdekat.

Usulan itu ditolak oleh Imrony yang menangis sambil memegangi peti. "Sini dulu, taruh sini dulu," teriak Imrony.

Peti jenazah akhirnya diletakkan di depan rumah. Tubuh Imrony terlihat lemas dan ia memeluk peti adiknya sambil terus menangis.

"Udah Rony, jangan ditangisi Nak. Kuat Nak, kuat," ucap beberapa warga.

Tak lama kemudian, jenazah kembali diangkat dan dibawa ke masjid yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah.

Beberapa warga terlihat masuk ke masjid untuk menenangkan keluarga Farhan, sementara lainnya menengok dari pintu masuk dengan wajah sendu.

Pantauan Kompas.com sebelum jenazah tiba, sejak pagi masyarakat sudah ramai melayat ke rumah duka. Mereka yang datang disambut oleh Imrony di depan gang menuju rumah duka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved