Berita Terkini Nasional

Keluarga Desak Polisi Usut Kematian Dosen di Hotel, 'Ada Indikasi Kegiatan Berlebihan'

Keluarga mendesak polisi mengusut kematian dosen wanita DLL (35) di sebuah kamar nomor 210 kos-hotel (kostel) Semarang.

Editor: Kiki Novilia
Istimewa via Tribun Jateng
USUT KEMATIAN DOSEN - Kepolisian melakukan evakuasi mayat perempuan berinisial DDL (35) di sebuah kamar hotel Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). Keluarga mendesak polisi usut kematian korban. 

Ringkasan Berita:
  • Keluarga mendesak polisi mengusut kematian dosen wanita DLL (35) di sebuah kamar nomor 210 kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) lalu. 
  • Keluarga korban pun telah mengantongi hasil autopsi korban keluar di rumah sakit Kariadi Semarang, Selasa (18/11/2025) kemarin. 
  • Dari hasil autopsi, tampak jantung korban pecah karena aktivitas berat.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Semarang - Keluarga mendesak polisi mengusut kematian dosen wanita DLL (35) di sebuah kamar nomor 210 kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) lalu. 

Hal ini setelah hasil autopsi korban keluar di rumah sakit Kariadi Semarang, Selasa (18/11/2025) kemarin. Tubuh dosen yang mengajar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang ini terpaksa diautopsi karena kematiannya masih diliputi kejanggalan.

Hasil autopsi yang diperoleh keluarga secara lisan dari pihak rumah sakit menyebutkan, tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Akan tetapi, ada indikasi korban berkegiatan berat sehingga jantungnya pecah sebelum tewas tanpa busana. 

"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," ujar Kerabat korban, Tiwi kepada TribunJateng, Rabu (19/11/2025).

Tiwi menyebut, polisi perlu melakukan penyelidikan soal keberadaan polisi berpangkat AKBP yang berada di lokasi kejadian bersama korban. Ia juga mendapatkan informasi, polisi tersebut yang mengantarkan korban ke rumah sakit sebelum meninggal dunia.

"Korban ketika periksa di rumah sakit itu tensi darah tinggi, gula darah tinggi, dilarang aktivitas berlebihan. Namun, kenapa Nanda (korban) bisa melakukan aktivitas berlebihan, adanya polisi di lokasi kejadian sebelum korban meninggal perlu diselidiki," katanya.

Ia mencurigai polisi tersebut dalam kasus ini. Sebab, polisi itu juga dengan mudahnya memasukkan identitas korban ke dalam kartu keluarga (KK). Padahal secara administrasi resmi, korban seharusnya masih satu KK dengan keluarganya di Purwokerto.

"Nanda (korban) masih tercatat sebagai warga di Purwokerto. Tapi kog bisa masuk ke KK polisi itu berarti ini ada permainan. Karena itu (identitas dobel) itu tidak boleh," terangnya.

AKBP Basuki Biayai Korban 

Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana. 

DLL (35) ditemukan tewas tanpa sehelai benang di sebuah kamar kos-hotel kostel di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025) pagi. AKBP Basuki menjadi orang pertama yang melaporkan kematiannya. 

Korban merupakan perempuan lajang yang sudah mengajar di Untag sebagai dosen hukum pidana. Di sisi lain, AKBP Basuki yang menjadi saksi utama kasus ini diketahui sudah berkeluarga.

Ia menyatakan tidak ada hubungan asmara, dan mengaku mengenal DLL hanya karena rasa simpati sejak orangtua korban meninggal dunia. Bahkan, Basuki mengatakan sempat membiayai proses wisuda doktoral.

“Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” ujarnya kepada wartawan, dikutip dari TribunJateng, Rabu (19/11/2025). 

Perwira yang bertugas di Ditsamapta Polda Jawa Tengah itu menyebut, korban sudah lama bermasalah dengan tekanan darah dan kadar gula tinggi. Bahkan DLL disebut muntah-muntah pada sore itu.

“Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru-kuning dan celana training,” ujar Basuki. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Tags
dosen
hotel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved