Breaking News

Berita Terkini Nasional

Hasil Autopsi Ungkap Fakta Mengejutkan Kematian Bu Dosen, AKBP Basuki Dipatsus

Hasil autopsi jasad bu dosen inisial DLL (35), yang ditemukan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki di kamar kostel, mengungkap fakta mengejutkan.

Kolase TribunJateng.com/Istimewa
HASIL AUTOPSI - Foto kolase, AKBP Basuki (kiri), dan bu dosen DLL semasa hidup (kanan). Hasil autopsi jasad bu dosen inisial DLL (35), yang ditemukan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki di kamar kostel, mengungkap fakta mengejutkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, hasil autopsi yang diterima secara lisan menyatakan korban mengalami pecah jantung. Kondisi tersebut akibat aktivitas berlebihan korban sebelum ditemukan meninggal dunia tanpa busana di kamar 210 kostel tersebut. 
Ringkasan Berita:
  • Autopsi lisan menyebut dosen DLL (35) mengalami pecah jantung akibat aktivitas berlebihan, ditemukan tewas tanpa busana di kamar kostel.
  • AKBP Basuki, saksi pertama di lokasi dan satu KK dengan korban, dipatsus 20 hari karena pelanggaran etik tinggal satu atap tanpa ikatan sah.
  • Mahasiswa dan keluarga menyoroti kejanggalan kasus: kondisi korban, jeda pelaporan, hilangnya barang pribadi; kasus kini ditangani Ditreskrimum Polda Jateng.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Semarang - Hasil autopsi jasad bu dosen inisial DLL (35), yang ditemukan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki di kamar kostel, mengungkap fakta mengejutkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, hasil autopsi yang diterima secara lisan menyatakan korban mengalami pecah jantung.

Kondisi tersebut akibat aktivitas berlebihan korban sebelum ditemukan meninggal dunia tanpa busana di kamar 210 kostel tersebut.

DLL yang diketahui berprofesi sebagai dosen di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tewas di kamar kostel di kawasan Jalan Telaga Bodas Raya, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (17/11/2025).

AKBP Basuki disebut menjadi orang pertama yang menemukan jasad DLL, dalam kondisi mengenaskan di kamar kostel tersebut.

AKBP adalah singkatan dari Ajun Komisaris Besar Polisi, yaitu pangkat perwira menengah dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia. 

Pangkat ini setingkat di bawah Komisaris Besar Polisi (Kombes) dan berada di atas Komisaris Polisi (Kompol).

Biasanya, pejabat dengan pangkat AKBP menjabat posisi strategis seperti Kapolres, Wakapolres, atau kepala satuan tertentu di kepolisian.

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunJateng.com, pihak keluarga mendesak polisi agar mengusutnya terutama keberadaan AKBP Basuki di lokasi kejadian.

Ratusan mahasiswa sebelumnya juga menggeruduk Polda Jateng untuk meminta penjelasan penanganan kasus kematian dosen mereka.

Mahasiswa menyampaikan sejumlah kejanggalan kasus kematian sang dosen berupa korban meninggal dunia dalam kondisi telanjang bulat dengan kondisi tubuh di lantai.

Kemudian ada saksi kunci dari kejadian ini merupakan polisi berpangkat AKBP. Antara korban dengan saksi kunci ini juga tercantum dalam satu Kartu Keluarga (KK).

Kejanggalan berikutnya, berupa dugaan ada sejumlah barang pribadi korban yang hilang. Mahasiswa takut barang bukti tersebut sengaja dihilangkan dari kasus ini.

Terlebih, ada jeda waktu sangat lama saat korban ditemukan meninggal hingga proses pelaporan ke pihak kampus dan keluarga korban.

Baca juga: Misteri Keberadaan AKBP B Seusai Antar Dosen Untag yang Tewas di Kamar Hotel

AKBP Basuki Dipatsus

Di siis lain, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah resmi menahan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki dalam penempatan khusus selama 20 hari.

Tindakan ini dijatuhkan setelah ia dinyatakan melanggar Kode Etik Profesi Polri karena tinggal satu atap dengan seorang perempuan berinisial DLL (35) tanpa ikatan perkawinan yang sah.

"AKBP B dipatsus selama 20 hari, terhitung mulai 19 November hingga 8 Desember 2025 karena melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri," kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabid Propam) Polda Jateng, Kombes Pol Saiful Anwar melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun, Kamis (20/11/2025).

Keputusan tersebut diambil setelah Bidpropam menggelar pemeriksaan internal yang dipimpin oleh Kasubbid Wabprof AKBP Hendry Ibnu Indarto pada Rabu (19/11/2025).

Proses gelar perkara itu juga turut diawasi oleh unsur internal lain, yakni Itwasda, Biro SDM, serta Bidang Hukum (Bidkum) Polda Jateng.

Hasil pemeriksaan menyatakan AKBP Basuki terbukti melakukan pelanggaran etik terkait perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan ketentuan bagi anggota Polri.

Saiful menegaskan bahwa sanksi ini merupakan komitmen Propam dalam menjaga profesionalitas dan memastikan proses pemeriksaan berjalan objektif.

"Tindakan ini sebagai langkah awal agar proses pemeriksaan dapat berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Ia mengingatkan, Polda Jateng berkomitmen untuk menindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan anggota Polri. Penindakan dilakukan tanpa pengecualian.

"Siapapun anggota yang terbukti melakukan pelanggaran akan diproses sesuai ketentuan, tanpa memandang pangkat maupun jabatan,” katanya.

AKBP Basuki merupakan perwira menengah yang bertugas sebagai Kepala Subdirektorat Pengadilan Massa (Kasubdit Dalmas) Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah.

Ia menjadi saksi utama dalam kasus kematian dosen muda Untag Semarang berinisial DLL (35) yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar kos-hotel. 

Penanganan kasus secara pidana ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng.

"Iya kami tarik kasus ini ke Polda Jateng. Kami sedang bekerja melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kasus ini ada pelanggaran dugaan tindak pidana atau tidak," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio.

Dari kasus kematian korban juga terungkap secara administrasi antara korban dan AKBP Basuki masuk dalam satu Kartu Keuarga(KK).

Alamat mereka sama-sama tersemat di sebuah perumahan di Kedungmundu, Tembalang, Kota Semarang.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved