Usai Bikin Status di Facebook, Pasangan Suami Istri Ini Kemudian Cerai
Ia akhirnya memutuskan membuat status di Facebook, yang kemudian turut dibaca suaminya.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
"(Medsos) itu sebagai alat bukti. Memang medsos berpengaruh, tetapi ini lebih pada ketidaksiapan pasangan menghadapi perkembangan teknologi. Kalau penyebab perceraian, harus didalami lagi," jelas Iqbal.
Panitera Pengadilan Agama (PA) Tanjungkarang, Itna Fauziah Qadriah membenarkan bahwa medsos memberikan pengaruh terhadap terjadinya perceraian.
Tetapi, hal tersebut tidak serta merta menjadi alasan perceraian.
"Ada yang menjadikan medsos sebagai alasan perceraian. Tetapi sebenarnya, ada alasan lain di balik itu, misalnya ekonomi. Jadi, medsos ini hanya alat," tutur Itna.
Kepala PA Kalianda, Sartini pun mengakui bahwa medsos memegang pengaruh besar terhadap terjadinya perceraian belakangan ini.
"Benar, ada pengaruh medsos. Tetapi saya sekarang sedang berada di luar dan tidak pegang data, nanti saya salah," ucap Sartini.
Usia Muda
Itna memaparkan, mayoritas pasangan yang berperkara pada kasus perceraian berada pada usia produktif, antara 20 tahun sampai 40 tahun.
Jumlahnya tersebut mencapai sekitar 65 persen.
"Sementara, usia 40 tahun-50 tahun itu sekitar 20 persen, dan sisanya di atas 50 tahun," kata Itna.
Iqbal membenarkan bahwa rata-rata pasangan yang bercerai berada pada usia produktif.
Sementara, untuk usia pernikahan, hal itu berada pada kisaran 5 tahun hingga 10 tahun.
"Memang usia tersebut masih rentan berselisih karena masih dalam tahap adaptasi. Pasangan masih berusaha mengenal dan menerima kekurangan satu sama lain. Kalau perselisihan tidak bisa dihadapi dengan bijak, bisa berujung pada perceraian," ungkap Iqbal.
Dekat dengan Medsos
Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Dwi Hafsah Handayani menjelaskan, ketidaksiapan perilaku yang muncul dalam perkembangan teknologi, di mana orang lebih dekat dengan medsos dibanding orang sekitarnya.
Hal itu termasuk pada pasangan rumah tangga.
Apalagi jika, komunikasi antara suami istri tidak ada keterbukaan.
"Sehingga, medsos dianggap sebagai tempat nyaman untuk berkomunikasi. Padahal, itu justru bisa memberikan dampak negatif, seperti memunculkan perselingkuhan," papar Dwi.
Perkembangan medsos, lanjut Dwi, sebenarnya memiliki pengaruh terhadap semua usia pernikahan.
Meski, kerentanan biasanya terjadi pada pasangan usia muda yang tak siap dengan kemajuan teknologi.
"Jika fondasi pernikahan belum kuat, dan tidak bijak dalam menggunakan medsos, itu sangat rentan. Karena, awal-awal usia pernikahan itu masih tahap adaptasi sesama pasangan," jelas Dwi.
Karena itu, Hafsah menerangkan, setiap pasangan hendaknya mampu mendahulukan komunikasi antara pasangan secara lebih terbuka.
Hal itu lantaran urusan rumah tangga sebaiknya menjadi konsumsi terbatas.
Baca: 4 Sumber Uang yang Bikin Angel Lelga Jadi Artis Tajir
"Sekarang semua serba terbuka. Dengan medsos, kita bisa tahu kondisi orang jauh sekalipun. Jika pasangan tidak siap menghadapi perkembangan medsos ini, sisi negatifnya saja yang akan terserap. (noval andriansyah)