Pilgub Lampung 2018
Sasar Netizen, Cagub Pakai Strategi Khusus Kampanye di Medsos
Hal itu dilakukan agar konten kampanye bisa terserap para netizen atau pengguna medsos.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tim pasangan calon (paslon) calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilgub Lampung 2018, menerapkan strategi khusus saat melakukan kampanye melalui media sosial (medsos).
Hal itu dilakukan agar konten kampanye bisa terserap para netizen atau pengguna medsos.
Liaison Officer Paslon Ridho Ficardo-Bachtiar Basri, Levi Tuzaidi mengungkapkan, pihaknya menyasar kaum milenial, termasuk pemilih pemula saat menyebar konten kampanye di medsos.
Hal itu karena kalangan tersebut menjadi mayoritas pengguna medsos.
"Pemilih pemula itu berusia 17 tahun atau sudah menikah, sampai kisaran usia 30 tahun tergolong pemilih milenial," kata Levi, Kamis (29/3/2018).
Baca: Astaga, 350 Wanita Indonesia Ingin Jual Keperawanan, Pendiri Cinderella Escorts Sebut Dalam Proses
Karena itu, lanjut Levi, konten kampanye di medsos menyesuaikan dengan karakter maupun tren pada anak muda.
"Satu di antaranya adalah Film Dilan 1990 yang sempat menjadi tren. Karena itu, meme terkait Dilan cocok buat pemilih milenial," tutur Levi.
Walau begitu, Levi mengakui, pihaknya juga membuat konten kampanye yang menyesuaikan karakter usia di luar kalangan anak muda.
Kampanye paslon pada Pilgub Lampung 2018 turut ramai di medsos.
Di Instagram, sejumlah meme paslon pun tampak bertebaran.
Satu di antaranya meme bertema Film Dilan 1990, dengan kutipan populernya, "Jangan Rindu, Berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja."
Meme Dilan 1990 kemudian disesuaikan dalam konteks kampanye, dengan mengubah gambar maupun tulisan yang tertera.
Koordinator Tim Medsos Paslon Herman HN-Sutono, Aryanto mengatakan, timnya terlebih dahulu melakukan riset sebelum mengunggah konten kampanye ke medsos.
Riset yang dilakukan satu di antaranya mengenai tema yang akan diangkat, dan kesesuaian dengan program kerja yang ditawarkan paslon.
"(Konten) harus mudah dimengerti follower (pengikut) medsos. Sehingga ketika ditayangkan, follower sudah mengerti pesan yang disampaikan," terang Aryanto.
Karena pengguna medsos mayoritas remaja, Aryanto mengatakan, konten kampanye pun disesuaikan dengan tren remaja.
Meski begitu, pihaknya juga menyiapkan konten lain untuk menyasar usia lainnya.
"Karena itu, kami menyasar semua pengguna medsos," jelas Aryanto.
Tim Media Paslon Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim, Ali Imron memaparkan, pihaknya menyasar anak muda dan perempuan ketika kampanye lewat medsos.
Hal itu lantaran pengguna medsos lebih banyak anak muda dan perempuan, dibanding pria dewasa.
"Dan pengalaman di pilkada lain, yang membuat menang itu anak muda dan perempuan," tutur Ali.
Dengan sasaran tersebut, konten kampanye dibuat menjadi lebih santai sesuai ciri khas anak muda.
Humas DPW PKS Lampung, parpol pengusung Paslon Mustafa-Ahmad Jajuli, Sabiq mengatakan, kampanye melalui medsos menyasar berbagai segmen pengguna medsos.
Karena itu, Sabiq menjelaskan, pihaknya membuat berbagai macam konten kampanye, yang disesuaikan dengan sasaran kampanye.
"Intinya, kampanye medsos menyasar berbagai segmen, dengan konten yang berbeda, sesuai segmen-segmen yang dibidik," terang Sabiq.
Meski begitu, Sabiq menuturkan, pihaknya juga memberikan perhatian buat menyasar pemilih pemula.
Sebab, mayoritas pengguna medsos berasal dari kalangan anak muda. (ben/rri)