Status Waspada, Darius Sinathrya dan Donna Agnesia Malah Ajak Anak Camping di Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di Selat Sunda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung, makin meningkat.
Penulis: Teguh Prasetyo | Editor: Teguh Prasetyo
Seperti yang dikemukakan Kuta Heriawan, seorang guide lokal.
Ia mengaku, pada Minggu (24/6/2018) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, mengantarkan beberapa wisatawan naik GAK.
Namun belum sampai titik puncak, tiba-tiba terjadi erupsi yang yang luamayan tinggi. Awan pekat langsung membumbung tinggi.
"Kami sebenarnya diminta untuk segera turun. Tapi karena momen yang jarang banget dijumpai, akhirnya saya memberanikan diri untuk ambil 3 foto sebelum turun. Deg-degan dan gemetaran juga," kata Kuta, Senin (25/6/2018).
Baca: Usia Masih Muda, Lalu Muhammad Zohri Harumkan Indonesia di Kejuaraan Dunia Atletik di Finlandia
Setelah mengambil foto itu, menurut Kuta, ia bersama seluruh wisatawan langsung meninggalkan GAK.
"Bukan hanya wisatawan saja yang langsung mengosongkan GAK, tapi juga petugas pos jaga ikutan pulang bersama rombongan kami," ujarnya.
Kemudian setelah berada di atas perahu, terlihatlah detik-detik aktivitas GAK yang sempat terekam dalam video yang diunggah akun @umarkrakatau.
Pada video tersebut, terlihat wisatawan yang berada di atas kapal teriak ketakutan saat melihat erupsi yang terjadi pada GAK, pada 7 Juli 2018 kemarin.
Terlihat kepulan asap dan muntahan abu vulkanik yang tampak memenuhi sebagian tubuh GAK.
Baca: Nadine Chandrawinata - Dimas Anggara Menikah, Mischa Chandrawinata Ungkap Mantan Sang Kakak
Tak hanya masyarakat kebanyakan saja, selebritis seperti keluarga Darius Sinantrya dan Donna Agnesia pun tampak menikmati wisata di sekitaran GAK.
Bahkan Darius bersama anggota keluarga kecilnya sempat berfoto dari atas perahu dengan latar belakang GAK yang sedang menyemburkan asapnya.
Tak hanya itu saja, Dairus juga sempat turun ke bibir pantai GAK.
Baca: Blood Moon 27 Juli 2018 - Ini Akan Terjadi Pada Diri Kita Saat Gerhana Menurut Pakar Astrologi
Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, kegempaan vulkanik GAK terpantau mengalami peningkatan sejak 18 Juni 2018.
"Sampai sekarang masih didominasi aktivitas kegempaan vulkanik dan kegempaan permukaan seperti hembusan,," ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.
Devy menjelaskan, gempa hembusan menghasilkan emisi abu sampai ketingian 500 meter.
Sedangkan kegempaan vulkanik GAK masih mengindikasikan adanya pergerakan magma dari kedalaman menuju permukaan.
"Hingga saat ini PVMBG maih menetapkan status waspada level II. Masyarakat, wisatawan dan nelayan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer,"ujarnya.
Aktivitas di GAK tak akan berbahaya selama masyarakat tidak melakukan aktivitas di kawah gunung tersebut.