Ancam Berhenti Operasi, Ini Daftar Tuntutan Driver Go-Car
Akibat turunnya nilai insentif, ungkap Febri, pengemudi Go-Car kerap merugi lantaran uang insentif tak sebanding dengan biaya operasional.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ratusan pengemudi taksi online Go-Car berunjuk rasa di depan kantor Go-Jek Lampung, Jalan MH Thamrin, Kelurahan Gotong Royong, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Kamis, 9 Agustus 2018 pagi. Mereka menuntut kenaikan insentif.
Koordinator Aksi Febri Arisma menyatakan, kedatangan para pengemudi Go-Car bertujuan menyampaikan aspirasi kepada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Go-Jek selaku perusahaan jasa ojek online. Dalam orasinya, Febri mengutarakan tuntutan para pengemudi Go-Car yang menginginkan aturan soal insentif kembali seperti semula.
"Kami sudah menuruti semua kemauan perusahaan. Tapi, perusahaan tidak konsisten dengan aturan dan sikapnya. Sekarang, perusahaan memotong insentif, tidak sesuai dengan insentif semula," kata Febri.
Akibat turunnya nilai insentif, ungkap Febri, pengemudi Go-Car kerap merugi lantaran uang insentif tak sebanding dengan biaya operasional.
"Kami tidak terima dengan aturan baru Go-Jek yang tidak berpihak dengan asas kemanusiaan. Perusahaan memotong insentif. Penghasilan yang kami terima setiap bulan jadi tidak cukup. Padahal, sebagian besar dari kami ini kredit mobil," tukasnya.
Baca: Negosisasi Gagal, Driver Go-car Ancam Hapus Aplikasi
Para pengemudi taksi online Go-Car yang berunjuk rasa ini merupakan gabungan dari 66 shelter atau komunitas Go-Car se-Lampung.

"Teman-teman Go-Car mengadakan aksi untuk menuntut kenaikan insentif atau bonus. Ada 66 shelter yang terlibat aksi," ujar Taruna, pengemudi Go-Jek.
Pantauan Tribun, beberapa pengemudi Go-Car membawa poster bertuliskan tuntutan kepada Go-Jek. Di salah satu mobil pengemudi Go-Car juga terdapat spanduk bertuliskan "Turut berduka cita atas kebiadaban kebijaksanaan insentif PT Karya Anak Bangsa Go-Jek Indonesia. Karya anak bangsa yang membunuh anak bangsa".
Para pengemudi Go-Car mengancam akan berhenti beroperasi apabila tidak ada kejelasan tuntutan. Mereka akan berhenti beroperasi dengan menghapus aplikasi Go- Jek dari ponsel.
"Kalau negosiasi gagal, kami akan hapus aplikasi Go-Jek. Aplikasi ini 'darahnya' perusahaan," kata Febri.
Berikutnya, pihaknya berencana mengadakan aksi lanjutan dengan mengampanyekan kepada para pelanggan agar tidak memesan Go-Car.
Baca: Tanggapi Pendemo, Pihak Go-Jek Lampung Beri Jawaban
"Kalau driver-driver Go-Car hapus aplikasi, penumpang enggak bakal dapat driver. Orang buru-buru cari driver, enggak ada. Penumpang akhirnya bakal hapus juga aplikasinya karena enggak bisa order," ujar Febri.

Keputusan 13 Agustus
Menanggapi demonstrasi para pengemudi Go-Car, perwakilan Go-Jek Lampung menyatakan pihak manajemen akan memberi keputusan soal tuntutan aksi pada 13 Agustus ini.
Di hadapan para pengemudi Go-Car, Adek selaku perwakilan Go-Jek Lampung menjelaskan, aturan terkait pemberian insentif merupakan kewenangan manajemen pusat.
"Kami sempat berkomunikasi dengan pihak pusat. Pihak pusat akan memberi kepastian pada 13 Agustus. Keputusan pihak manajemen seperti apa, kami belum tahu. Itu yang bisa saya sampaikan," kata Adek.
Lemparan Air Mineral
Unjuk rasa para pengemudi Go-Car sempat memanas. Massa yang awalnya berada di depan kantor Go-Jek berusaha masuk ke kantor. Ini karena tidak ada perwakilan Go- Jek Lampung yang menerima massa.
Aksi dorong-mendorong tak terelakkan. Para pengemudi Go-Car terus berupaya masuk ke kantor, sementara polisi berusaha meredam.
Baca: Sempat Memanas, Driver Go-car Lempari Kantor Go-jek dengan Air Mineral
Beberapa oknum pengemudi Go-Car kemudian melempari kantor Go-Jek dengan air mineral gelas plastik. Sejumlah polisi yang berjaga pun turut terkena lemparan air mineral.
Ketegangan mereda setelah Febri Arisma, koordinator aksi, meminta massa tenang.
"Sabar, tenang. Sudah, kita harus dingin. Sekarang sudah jam 12, kita istirahat dulu," kata Febri. "Tapi, jangan bubar. Kita kembali lagi ke sini sampai Go-Jek mau menaikkan insentif, atau mereka harus keluar dari Lampung," sambungnya.
Iring-iringan mobil Go-Car saat awal datang ke kantor Go-Jek sempat membuat Jalan MH Thamrin lumpuh total. Para pengemudi Go-Car masuk ke Jalan MH Thamrin melalui Jalan Diponegoro, Kecamatan Telukbetung Utara. Mereka lalu meninggalkan mobil masing-masing di jalanan, lantas menggelar aksi di depan kantor Go-Jek.
Deretan mobil di tengah jalan tersebut tak ayal membuat arus lalu lintas macet panjang. Pengendara mobil tak bisa melintasi Jalan MH Thamrin. Hanya pengendara sepeda motor yang bisa lewat di sela-sela deretan mobil. Polisi pun menutup dan mengalihkan arus kendaraan ke jalan lain, seperti Jalan Mayjen MT Haryono.
Keluhan Driver
- target trip untuk tutup poin terbesar naik dari 12 menjadi 15
- insentif turun dari Rp 300 ribu jadi Rp 160 ribu
- pengemudi merasa 12 trip saja sulit
- adapun insentif merupakan penghasilan utama
- sementara uang bayaran dari penumpang cuma untuk biaya operasional
Sumber: Driver Go-Car