Tribun Pringsewu
DPD Ingatkan Pemkab Pringsewu Jaga Kualitas Air Kerawang
Catatan Tribun, pada April 2015, sempat terjadi kegaduhan hanya karena ada pihak yang melakukan pengeboran sumur untuk komersial.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Daniel Tri Hardanto
Catatan Tribun, pada April 2015, sempat terjadi kegaduhan hanya karena ada pihak yang melakukan pengeboran sumur untuk komersial.
Sehingga dianggap semakin menambah jumlah sumur komersial, yang mengakibatkan kekhawatiran turunnya debit air sumur masyarakat berkurang.
Baca: Mengecek Stasiun KA Tanjung Karang, Anggota DPD RI Anang Prihantoro Mengecek Bagian Toilet Dulu
Ketika itu, Ketua Badan Hippun Pemekonan Ambarawa Timur Nandang menceritakan, air kerawang ini sebagai barokah atau rahmat.
Berawal 1999-2000 ditemukan sumber air di samping masjid oleh Mbah Reban.
Konon awalnya air dari mata air ini bila dikonsumsi menimbulkan efek positif bagi yang mengonsumsinya.
"Pegal-pegal hilang, batu kerak pada kandung kemih hancur. Bahkan bagi yang merasa percaya ada pandangan lain, orang lumpuh dimandikan sembuh," katanya.
Alhasil, air kerawang ini kondang hingga ke berbagai penjuru sehingga banyak yang berkunjung dan mengambil airnya.
Lambat laun, stok air tersebut berkurang sehingga ada inisiatif untuk membuka beberapa titik sumur guna melayani kebutuhan warga.
Alhasil, air kerawang ini berkembang hingga menjadi air komersial yang diperjualbelikan sampai saat ini.
Disebut air kerawang karena sumur produksi ini berada di Dusun Kerawang Sari yang saat ini telah menjadi Pekon Ambarawa Timur.
Air kerawang digunakan oleh hampir seluruh masyarakat Kabupaten Pringsewu. Terutama di wilayah yang kualitas airnya kurang baik, karena banyak mengandung kapur.
Aryani, warga Kelurahan Pringsewu Timur, membenarkan dirinya dan rumah tangga di sekitarnya memakai air kerawang untuk pasokan air minum.
Dia membeli air kerawang dari distributor (mobil keliling) seharga Rp 5000 per jeriken ukuran sekitar 25 liter. "Seluruh warga pakai air kerawang," ujarnya.
Sementara itu di tempat produksi air kerawang, harga per jerikennya dihargai Rp 1.000.
Salah seorang pekerja di tempat usaha air kerawang, S, mengungkapkan bila air kerawang ini pemasarannya tidak hanya di seputar Kabupaten Pringsewu.
Bahkan sampai ke Bandar Lampung, Bakauheni Lampung Selatan dan Bandar Jaya Lampung Tengah. (*)