Tribun Bandar Lampung
Dikelola Santri, Kampung Belajar D’lima Tawarkan Wisata Edukasi Sambil Bermain
Menariknya lagi, di Kampung Belajar ini anak-anak bisa memainkan beberapa permainan tradisional yang sudah punah.
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dengan kontur yang menurun, pengunjung dapat melakukan tur ke setiap sudut Kampung Belajar dengan menapaki anak tangga yang tersedia.
Di sini juga ada sejumlah kolam ikan dengan berbagai ukuran.
• Si Kecil Dapat Salam Tempel Lebaran, Jadi Peluang Orang Tua Edukasi Anak

Amal Jariah
Kampung Belajar D’lima berdiri di atas lahan seluas 8.000 meter persegi.
Meski dikelola oleh santri Ponpes Miftahul Jannah, lahan ini merupakan milik Marwan dan istrinya, Dyah Etika Widayana Sari.
Lalu apa alasan mereka memercayakan lahan ini kepada santri Ponpes Miftahul Jannah?
Dyah pun memberikan sejumlah alasan mengapa ”memberikan” tanah ini tanpa mengharapkan profit.
”Saya dan suami ingin tanah ini membawa berkah dan berguna. Kita hanya ingin menjadikannya sebagai amal jariah. Bisa diibaratkan sebagai sedekah berkelanjutan atau sustainable charity,” tutur Dyah.

Awalnya, kata pegawai Bank Indonesia Lampung ini, tempat ini adalah kolam pemancingan komersial.
Namun, dengan berbagai pertimbangan, Dyah dan suami memutuskan untuk menutupnya.
Sebagai gantinya, wanita asal Magelang, Jawa Tengah ini memasrahkan lahan tersebut untuk dikelola oleh santri Ponpes Miftahul Jannah.
Bahkan, Dyah membebaskan Syahri dan para santri binaannya untuk berkreasi hingga menyulap lahan ini menjadi sebuah wahana hiburan sekaligus edukasi.
”Ya, kita berikan kebebasan sama Abi Syahri dan anak-anak santri. Yang penting, tempat ini bisa menjadi berkah dan berguna bagi orang lain,” terus pendiri Komunitas Sahabat Sedekah ini.
Alasan terakhir, kata wanita berhijab ini, Kampung Belajar bisa menjadi bekal bagi santri-santri yang saat ini duduk di bangku SMA. (*)