Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Ketinggian Debu Vulkanik 10 Km, Sebaran hingga 143 Km

Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Ketinggian Debu Vulkanik 10 Km, Sebaran hingga 143 Km

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Safruddin
KOMPAS/RIZA FATHONI
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Status Gunung Anak Krakatau (GAK) naik jadi siaga. Artinya tidak boleh ada yang mendekat di radius 5 kilometer.

Erupsi Gunung Anak Krakatau terus meningkat dalam sepekan terakhir. Hujan debu vulkanik Gunung Anak Krakatau sudah melanda sekitar wilayah Banten.

Dian, seorang warga di Rangkasbitung mengatakan, hujan abu sudah sampai di Ciwandan, Cilegon, Banten, Rabu(26/12) sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Tribunnews.com Bersama ACT Buka Dompet Kemanusiaan untuk Bantu Korban Tsunami Banten dan Lampung

"Ke Rangkas belum sampai, tapi tadi saudara dan teman ngabarin sudah sampai di Ciwandan, Cilegon, semoga enggak ada apa-apa," ujar Dian saat berbincang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sebaran debu vulkanik Gunung Anak Krakatau mengarah ke barat daya dan barat.

Jarak terjauh sebaran debu hingga 143 kilometer dan ketinggian sebaran debu vulkanik mencapai lebih dari 10 kilometer.

Kendati sudah ada hujan abu Kepala Bagian Humas BMKG, Taufan Maulana mengatakan belum ada peringatan dini untuk penerbangan yang melintas di sekitar kawasan Selat Sunda.

"Belum (peringatan dini)," kata Taufan singkat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut abu vulkanik bukan abu biasa.

Partikel abu vulkanik disebutnya seperti pecahan gelas yang bisa membahayakan mesin pesawat.

Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan maka pesawat yang ditumpangi untuk memantau GAK terpaksa putar balik menuju bandara Halim Perdanakusuma.

"Yang pertama hari Senin tanggal 24 itu kena abu vulkanik, ada kaca yang tertempel abu vulkanik kaya gelas pecah, kaya pecahan gelas. Itu bisa membahayakan mesin pesawat sehingga harus balik dan saat itu awan tebal," kata Dwikorita.

VIDEO - 7 Fakta Gunung Anak Krakatau Sejak Kemunculannya

Meski ada hujan abu vulkanik operasional bandara dan penerbangan sejumlah maskapai di Bandara Soekarno-Hatta, Banten masih berjalan normal hingga Rabu (26/12) malam.

"Ya (normal). Hingga saat ini belum ada operasional penerbangan yang dilaporkan petugas Airnav kepada kami akan adanya gangguan," kata Humas PT Angkasa Pura II cabang Bandara Soetta, Denny Irawan saat dikonfirmasi Tribun.

Denny melanjutkan, pihaknya belum menerima laporan dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) terkait adanya gangguan penerbangan di wilayah tersebut.

"Hingga saat ini belum ada laporan gangguan pada traffic flight. Kami terus pantau dan update informasi lainnya," pungkasnya.

Level Siaga

Badan Geologi, Pusat Vulcanologi, Migitasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menaikan level status Gunung Anak Krakatau (GAK) ke level III Siaga sejak pukul 06.00 WIB, Kamis (27/12/2018).

Dengan peningkatan status Siaga Gunung Anak Krakatau berarti tidak boleh ada nelayan, pengunjung dan juga aktivitas lainnya dalam radius jarak 5-6 kilometer dari GAK.

Dengan Menangis, Ifan Seventeen Sebut Berita Hoaks Penemuan Dylan Sahara Sangat Menyakiti Hatinya

"Benar pagi ini status GAK naik menjadi siaga. Pengunjung, nelayan dan aktivitas masyarakat lainnya tidak boleh mendekat dalam jarak 5-6 kilometer," kata Andi Suardi, Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Andi mengatakan pada pengamatan yang dilakukan Rabu (26/12) kemarin, secara visual GAK tidak bisa teramati dengan jelas karena tertutup kabut.

Tapi dari data Magma VAR, kata dia, teramati gempa tremor terus menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).

Pada kawah gunung teramati adanya debu vulkanik dengan intensistas tebal berwarna hitam dengan ketinggian 200 - 500 meter.

Terdengar pula suara dentuman pada pos PGA. "GAK juga teramati mengeluarkan awan panas ke arah selatan yang sudah mencapai lautan," terang Andi.

Prostitusi Mahasiswi dan Pelajar Terungkap, Muncikari Punya 6 Anak Didik, Pelanggannya Pejabat

Lebih dekat dengan Tribunlampung, subscribes channel video YouTube di bawah ini:

Peningkatan status Gunung Anak Krakatau ke level Siaga, bukanlah yang pertama terjadi.

Sebelumnya sejak pos pantau GAK di Desa Hargopancuran berdiri, GAK pernah 2 kali mengalami peningkatan status dari Waspada menjadi Siaga.

"Sebelumnya saat krisis pada tahun 2007 dan tahun 2012, status GAK juga naik dari level II waspada menjadi level III Siaga," katanya.

"Sejak ada pos pantau GAK di Hargopancuran sudah 2 kali status GAK naik menjadi level siaga," imbuh dia.
Pada saat mengalami peningkatan aktivitas pada bulan September tahun 2012 silam.

Semburaan debu dari aktivitas vulkanik gunung api yang berada di selat Sunda sempat mengebohkan warga Bandar Lampung dan Pesawaran.

Saat itu debu GAK terbawa angin hingga ke Bandar Lampung. (ded)

VIDEO - Ribuan Warga Pulau Sebesi dan Sebuku Dievakuasi

Video Hoaks Maruf Amin Ucapkan Natal Pakai Baju Santa Claus Beredar, Ini yang Dilakukan Timses!

Ditangkap di Apartemennya, Aktor Steve Emmanuel Diduga Jadi Penyelundup Narkoba

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved