Tribun Lampung Selatan
Belum Ada Listrik, Pembangunan Huntara Pakai Genset Pinjaman
Hingga kini, belum ada jaringan listrik di lokasi hunian sementara (huntara) di Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Namun, MDMC ingin memastikan lahan-lahan yang akan menjadi lokasi huntara secara legal administratifnya tidak lagi bermasalah.
“Kita ingin memastikan lahan yang akan digunakan untuk huntara ini sudah ada legal formalnya untuk peminjaman. Jangan sampai setelah kita bangun huntara dan ditempati beberapa lama, nanti ada gugatan dari pemilik lahan,” terang Roy.
Mendekati batas akhir tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda pada 19 Januari ini, kesiapan huntara bagi warga yang terkena dampak tsunami di pesisir Lampung Selatan masih menjadi kendala.
Sejauh ini huntara yang telah dihuni hanya wisma atlet di Kalianda.
• 71 Warga Pulau Sebesi Tempati Huntara di Wisma Atlet, per Keluarga Dapat Satu Kamar
Sedangkan eks Hotel 56 masih dalam tahap perbaikan.
Begitu juga huntara di beberapa desa di pesisir Kecamatan Rajabasa yang terkenda dampak.
Fredy SM, Sekkab Lampung Selatan yang juga ketua Tim Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Tsunami, mengatakan, saat ini pembangunan huntara telah dimulai.
“Saat ini sedang kita lakukan untuk pembangunan huntara ini. Di beberapa desa di pesisir sedang dalam tahap pekerjaan oleh beberapa instansi yang membantu pemerintah. Memang pembangunan huntara ini bertahap,” kata dia.
Fredy mengatakan, kendala utama pembangunan huntara adalah ketersediaan lahan.
Tidak banyak lahan masyarakat yang bisa dipinjam untuk lokasi pembangunan huntara.
Sementara pemerintah daerah sendiri juga tidak memiliki aset lahan di wilayah pesisir yang bisa dijadikan lokasi pembangunan huntara.
“Memang masalahnya ketersediaan lahan. Kita masih terus mencari dan berkoordinasi dengan masyarakat yang memiliki lahan untuk bisa melakukan pinjam pakai sebagai lokasi huntara,” terang dia.
Fredy menegaskan, pemerintah akan berusaha mempercepat proses pembangunan huntara.
Dengan adanya huntara, masyarakat diharapkan dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
“Kita juga ingin masyarakat bisa segera kembali pulih kegiatan ekonominya. Sehingga mereka bisa kembali menjalani kehidupan secara normal,” tegas Fredy. (*)