Tribun Lampung Selatan
Dalam 2 Bulan, Puskesmas Ketapang Data 22 Kasus DBD
Puskesmas Ketapang kembali mengingatkan warga untuk mewaspadai ancaman demam berdarah dengue (DBD).
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dinas Kesehatan Lampung Selatan pun terus memantau perkembangan kasus DBD.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Lampung Selatan Kristi Endarwati mengatakan, jumlah kasus DBD terus bertambah.
• Sempat Kejang dan Pendarahan, Perawat RSUD Bandar Lampung Meninggal Dunia Diduga karena DBD
Pada pekan ketiga bulan Februari, sudah ada 152 kasus DBD.
“Ada peningkatan 11 kasus jika dibandingkan pekan sebelum akhir bulan Februari lalu,” ujarnya, Minggu, 3 Maret 2019.
Kristi mengatakan, kini sudah ada kasus DBD di setiap kecamatan.
Namun kasus DBD tertinggi ada di Kecamatan Natar, Kalianda, Tanjung Bintang, dan Jati Agung.
“Untuk di Bakauheni, Palas, Ketapang juga sudah ada laporan. Begitu juga dengan kecamatan lainnya,” kata dia.
Dia mengatakan, curah hujan saat ini menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD.
Karena biasanya nyamuk penyebar DBD lebih banyak bertelur di tempat-tempat yang ada genangan airnya.
“Biasanya kalau hujan ini sampah-sampah seperti kaleng atau barang lainnya biasanya ada genangan airnya. Dan ini menjadi tempat nyamuk DBD (aedes aegypti) bertelur,” terang dia.
Kristi mengatakan, angka kasus DBD saat ini sudah mendekati total kasus tahun lalu.
Sepanjang 2018 lalu ada 191 kasus DBD di Lampung Selatan.
Sementara dari data 5 tahun, terlihat ada tren peningkatan setiap 5-6 tahun.
Kasus DBD di Lampung Selatan di tahun 2013 silam sempat cukup tinggi.
• Penderita DBD di Lampung Selatan Terus Bertambah
“Iya memang sepertinya ada pola tren peningkatan. Pada tahun 2013 silam kasus DBD juga cukup tinggi di awal-awal tahun. Dan pada tahun ini pun terlihat dari data cukup tinggi,” terang Kristi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/ilustrasi-nyamuk-aedes-aegypti-1.jpg)