Dua Putera Lampung Daftar Jadi Capim KPK, Dr Ery Setyanegara Bersaing dengan Irjen Pol Ike Edwin

Ternyata ada dua putra asli Lampung telah mendaftar Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Editor: Teguh Prasetyo
ISTIMEWA
Staf Ahli Kapolri Irjen Pol Ike Edwin mendaftar calon pimpinan KPK ditemani istri dan anak di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (4/7/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ternyata ada dua putra asli Lampung telah mendaftar Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Adapun keduanya adalah mantan Kapolda Lampung Irjen Ike Edwin, serta Dr Ery Setyanegara.

Ery Setyanegara adalah pengacara dan aktivis antikorupsi.

Ery merupakan Direktur Eksekutif Setyanegara Law Firm dan Presiden NGO Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK).

Ery mendaftar ke Panitia Seleksi Capim KPK di Kementerian Sekretariat Negara Jakarta Pusat pada Rabu (26/6/2019).

Sementara Ike Edwin mendaftar di hari terakhir, Kamis (4/7/2019), ditemani istri dan anaknya.

"Berkas dinyatakan sudah lengkap. Pendaftaran kemarin lancar. Dapat nomor urut 40," jelas Ery melalui sambungan telepon kepada Tribun, Minggu (7/7/2019).

Ery mengungkapkan, dirinya tergugah mendaftar Capim KPK karena memang memiliki perhatian terhadap pemberantasan dan pencegahan korupsi.

Menikah dengan Polisi Lalu Tinggalkan Dunia Hiburan, Artis Cantik Ini Kini Jadi Perias Jenazah

2 Hari Yunus Tak Diberi Makan sampai Bosnya Datang Bawa Tebusan, Malah Pasukan Brimob yang Datang

Eks Kades Sandera 2 Warga dan Mobil Fuso, Minta Tebus Rp 10 Juta. Polisi & Brimob Lakukan Pembebasan

"Saya sudah dari tahun 2003 membentuk 7 konsorsium NGO. Itu dari berbagai macam NGO, sehingga menjadi satu yaitu Jaringan Pemberantasan Korupsi," jelasnya.

JPK ini memberikan dukungan kepada pihak KPK.

"KPK adalah organ negara. Kita (sebagai) organ masyarakat civil society yang ikut memberikan kontribusi kepada negara ini," tegasnya.

Salah satu kontribusi JPK ini, kata Ery, sebagai kontrol sosial dan memberikan informasi serta data-data terkait indikasi korupsi.

"Jadi memang saya aktivis antikorupsi yang sudah konsen sejak lama. Walaupun pernah ngajar di kampus sambil jadi advokat, saya tetap konsen (pada antikorupsi) karena saya tetap pada kosentrasi saya bagaimana indonesia ini bersih dari KKN," ucapnya.

Ery mengaku akan membawa hal baru jika ia menjadi pimpinan KPK melalui strategi visi dan misi dalam memberantas korupsi.

"Jadi bagaimana supaya menekan sekecil angka korupsi di Indonesia tanpa menimbulkan kegaduhan artinya strategi pemberantasan tetap jalan terus, sehingga menyelamatkan keuangan negara," bebernya.

Dalam sistem pencegahannya, ia akan mencoba masuk dari sistem pendidikan melalui kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.

Dukun Cabul 71 Tahun Jadi Tersangka Pencabulan Bocah Perempuan, Nyaris Dihajar Warga Teluk Betung

Untuk misinya, Ery mengaku akan mengubah sebuah paradigma pada kaum milenial.

"Jadi pencegahan 50% dan penindakan 50% jadi jalan bareng," ujarnya.

Disinggung soal keyakinannya bakal jadi pimpinan KPK, Ery memohon dukungan dan doanya. "Ya mohon dukungannya," tandasnya.

Pendaftaran Capim KPK sendiri telah ditutup pada Kamis (4/7). Total pendaftar Capim KPK sebanyak 384 orang.

Para pendaftar ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk tiga pimpinan KPK saat ini, Laode M Syarif, Alexander Marwata, dan Basaria Pandjaitan.

Anggota Pansel Capim KPK Hendardi mengatakan, saat ini pansel masih melakukan seleksi administratif.

"Tanggal 11 Juli rencananya akan diumumkan ke publik daftar yang lolos seleksi administrasi," terangnya, Minggu (7/7/2019).

Viral Gadis Jenius Audrey Yu Jia Hui Ditolak Masuk TNI hingga Dapat Tawaran Spesial dari Jokowi

Menurut Hendardi, seleksi periode ini tergolong ketat. Karena semua peserta diperlakukan sama tidak membedakan dari institusi atau profesi apa.

"Karena semua orang berhak untuk mendaftar asal memenuhi syarat UU," ujar Hendardi.

Setelah itu, terusnya, pansel KPK akan memasuki tahap meminta pendapat publik.

Peserta yang lolos tahap uji publik ini akan melaksanakan tes selanjutnya, yaitu tahap wawancara yang diproyeksikan berlangsung pada September.

Dia mengatakan seleksi administrasi juga menghadapi sejumlah kendala, terutama dari pendaftar yang mengirimkan berkas lewate-mail.

Sehingga memerlukan waktu untuk melakukan pengecekan secara detail.

"Yang melalui e-mail-e-mail itu kan nggak gampang. Kadang-kadang ada nama dobel, tidak bisa masuk, IT bermasalah gitukan, server bermasalah. Ada komplain mereka memasukkannya kemarin siang, tapi baru masuk sehari setelah batas malamnya. Saya langsung mengecek, bersama ahli IT bagaimana apakah memang benar mereka memasukkan memang jam sekian," ucapnya.

Yenti menyebut berbagai kendala bakal menjadi bahan evaluasi bagi pansel.

Tapi dia menegaskan tak ada toleransi bagi para pendaftar yang berkasnya dinyatakan tidak lengkap untuk melengkapi berkasnya.

(tribunlampung.co.id/hanif mustafa/tribun network/kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved