Tribun Lampung Barat

BREAKING NEWS - Ambulans vs Truk Semen, Nenek asal Krui Meninggal Dunia

Kecelakaan lalu lintas terjadi di Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 15.30 WIB.

Penulis: Ade Irawan | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Ade Irawan
Mobil ambulans rusak berat setelah mengalami kecelakaan di Desa Labuhan Jukung, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 15.30 WIB. 

BREAKING NEWS - Ambulans vs Truk, Nenek asal Krui Meninggal Dunia

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BALIK BUKIT - Kecelakaan lalu lintas terjadi di Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 14.18 WIB.

Kecelakaan ini melibatkan mobil ambulans dan truk bermuatan semen.

Dalam peristiwa ini, seorang nenek bernama Masila (75), warga Desa Padang Haluan, Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat, meninggal dunia.

Belum diketahui kronologi kecelakaan yang terjadi di dekat wahana pemandian Way Sinda, Desa Labuhan Jukung, Kecamatan Balik Bukit, tersebut.

Seorang PNS Tewas Kecelakaan di Jalinsum Candimas Natar, Adu Kambing dengan Truk Box

Kecelakaan Renggut Nyawa Guru Muda di Lampung, Impiannya Menikah Bulan Ini Gagal

Peratin (Kepala Desa) Padang Haluan Arizka mengatakan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit seusai kejadian.

"Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong lagi. Kabar terkini, korban sudah dibawa keluarga ke rumahnya," kata Arizka.

Guru Tewas Kecelakaan

Kecelakaan lalu lintas tragis belum ini juga terjadi di Bandar Lampung.

Seorang guru tewas setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raden Imba Kusuma, Bandar Lampung, Selasa (3/9/2019).

Isak tangis keluarga mengiringi kepergian Dian Febriana (34), guru SMA Perintis Bandar Lampung, Selasa.

Almarhumah diduga meninggal karena jatuh dari motor akibat mengerem mendadak saat menghindari mobil yang melintas.

Dian mengalami luka di bagian kepala.

Sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek, namun nyawanya tidak tertolong.

Jenazah Dian langsung dibawa ke kediamannya di Jalan Raya Taman Sari Desa Taman Sari, Gedongtataan, Pesawaran, untuk dimakamkan.

Selama ini, almarhum tinggal bersama seorang adiknya di rumah peninggalan orangtua mereka di Pesawaran.

Sementara kedua orangtua telah lama wafat.

Sang adik, tak kuasa menahan kesedihannya saat melihat kakaknya dimakamkan.

 Guru Muda Tewas Setelah Mengerem Mendadak Akibat Kaget, Ternyata Calon Pengantin Wanita

 Ungkap Cara Mudah Kencani Wanita Muda, Pria Hidung Belang Bongkar Prostitusi Obat Batuk Cair

 Wajah Penjambret Terekam Kamera HP Korban yang Akan Dijambret, Terungkap Modusnya

Tangisnya langsung pecah dan seketika pingsan di depan pusaran sang kakak.

Ia terpaksa dibopong meninggalkan lokasi pemakaman.

Pemakaman ini dihadiri kerabat besar almarhum, guru serta siswa SMA 2 Perintis Bandar Lampung dan siswa SMP 22 Pesawaran.

Hasan, paman korban menuturkan, almarhumah akan menikah sebentar lagi.

"Rencananya mau nikah bulan ini. Tapi gak tahunya, umurnya sampai sini saja," ujarnya lirih.

Ia menuturkan, keponakannya itu melintas di Jalan Raden Imba Kusuma untuk memangkas waktu.

Korban merupakan guru matematika di SMA Perintis Bandar Lampung.

“Dia itu mau kerja dari Bernung, kalau lewat jalan itu lebih cepat," bebernya.

Hal serupa diungkapkan sepupu almarhum, Hengki Ahmad Jazuli.

"Jadi motong jalan lewat sana, biar cepat. Dia berencana menikah tahun ini. Sudah bisik-bisik sama keluarga, dan memang cukup umur untuk menikah," cerita dia.

 Mendadak Jadi Miliuner, Pria Ini Pernah Selamat dari 7 Kecelakaan Maut

Hengki meneruskan, selain mengajar di SMA 2 Perintis, almarhum juga mengajar di SMP, termasuk ngajar bimbel.

Ia menceritakan, korban merupakan anak tertua dari lima bersaudara.

"Semua sudah menikah, yang belum dia sama si bungsu. Dia tinggal sama adik perempuan, yang lain sudah pada rumah sendiri, ada yang di Jambi dan di Lampung Tengah," katanya.

Rasa kehilangan juga dirasakan rekan guru di SMA 2 Perintis, Suryati.

Ia mengaku sangat kaget atas kabar meninggalnya Dian. "Awalnya saya pikir kabar burung," tuturnya.

Suryati pun mengatakan bahwa korban dikenal baik, rajin ibadah dan tak pernah mengeluh.

Dian Petricia, siswa SMA 2 perintis mengaku syok atas kabar ini.

"Beliau wali kelas 12 IPS 1, harusnya dia jadi pengawas, dengar kejadian ini kami syok dan ulangan terus berlanjut meski dipercepat," katanya.

Rem Mendadak

Kasatlantas Polresta Bandar Lampung AKP Reza Khomeini mengatakan, korban mengalami kecelakaan tunggal setelah kaget melakukan pengereman karena melihat ada mobil.

 Sesaat Sebelum Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Sopir Truk Telepon: Rem Saya Blong, Gimana Ini

"Diduga korban kaget saat ada mobil yang hendak keluar dari gang dekat SD 2 Susunan Baru," katanya, kemarin.

Dari hasil oleh TKP, kata Reza, kejadian bermula saat kendaraan sepeda motor Honda Supra X warna hitam merah Nopol BE 3187 BW yang dikemudikan Dian Febrina (34) melaju dari arah Kemiling menuju ke arah Lembah Hijau.

"Sesampainya di turunan dekat gang SDN 2 Susunan Baru, korban melakukan pengereman mendadak, sehingga terjatuh dan meninggal dunia," tandasnya.

Sapto, warga sekitar mengatakan, korban melintasi Jalan Raden Imba Kusuma.

Namun saat di pertigaan Susunan Baru, ada mobil keluar.

 

"Mobil itu gak berhenti langsung jojong belok kiri ke bawah, pas korban melintas ditambah turunan."

"Karena kaget, korban mengerem mendadak hingga jatuh. Dia mengalami luka parah di bagian kepala," tutur dia.

Seketika warga sekitar menolong. Saat ditolong, kata Sapto, korban sempat bergerak.

"Sempat kejang gitu, makanya kami cepat tolong. Selang beberapa saat, polisi datang dan langsung dilarikan ke RSUAM," tambah dia.

Tewas Sehari Sebelum Ijab Kabul

Sebelumnya, seorang calon pengantin pria tewas satu hari jelang ijab kabul di Jawa Tengah.

Prajurit TNI Lettu Infanteri Angga Pradipta Adhiyaksa Putra tewas dalam kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Peristiwa nahas itu terjadi di Jalan Raya Diponegoro Desa Matangkan Kecamatan Kesungihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2019).

Lettu Inf Angga yang saat ini menjabat Pasi 3 Personel Yonif 121 Macan Kumbang, Kodam I Bukit Barisan sedang pulang kampung.

Hal itu ia lakukan untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Diar Kusuma Dewi, warga Kota Purwokerto.

Pernikahan dan prosesi pedang pora dijadwalkan akan dilangsungkan pada Sabtu (31/8/2019) di Hall Sentul Waterpark, Jalan Gatot Subroto No. 8 Sidanegara, Cilacap.

Namun, nasib berkata lain.

Mobil Avanza Nopol R 9503 KK (pelat merah) yang ditumpangi Lettu Inf Angga bersama sang ayah Wasto Haryo Susanto disambar KA barang dengan nomor Lokomotif CC 2061306.

Mobil melaju dari arah selatan ke utara.

Sesampainya di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Matangkan, kereta api barang dari arah barat melintas.

Undangan pernikahan Lettu Pradipta Adhiyaksa Putra dan calon istrinya Diar Kusuma Dewi.
Undangan pernikahan Lettu Pradipta Adhiyaksa Putra dan calon istrinya Diar Kusuma Dewi. (facebook)

Jarak yang terlalu dekat membuat tabrakan tidak terelakkan.

Sang ayah Wasisto dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan intensif oleh tim medis.

Sedangkan, Lettu Inf Angga meninggal di TKP akibat benturan.

Lettu Inf Angga mengalami luka parah di bagian kepala belakang.

Serta, pendarahan di beberapa bagian tubuh dan patah tulang.

Jika dilihat secara kasat mata, kondisi mobil rusak berat.

Mobil pun sempat terseret beberapa ratus meter sampai kemudian KA benar-benar berhenti. 

Kapendam I/BB Kolonel Inf Zeni Djunaidi saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.

"Benar informasi tersebut dan jenazah telah dimakamkan tadi siang di Cilacap," jelas Kolonel Inf Zeni Djunaidi.

Mobil Avanza yang digunakan Lettu Infanteri Pradipta Adhiyaksa Putra, Pasi 3 Personel Yonif 121 Macan Kumbang Kodam I/BB, ditabrak kereta api di Perlintasan Jalan Raya Diponegoro Desa Matangkan, Kesunggihan, Cilacap.
Mobil Avanza yang digunakan Lettu Infanteri Pradipta Adhiyaksa Putra, Pasi 3 Personel Yonif 121 Macan Kumbang Kodam I/BB, ditabrak kereta api di Perlintasan Jalan Raya Diponegoro Desa Matangkan, Kesunggihan, Cilacap. (TRIBUN MEDAN/Ist)

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 00.45 WIB.

KA itu merupakan KA barang bernomor KA 2744 yang sedang menempuh perjalanan dari Stasiun Kroya menuju Stasiun Karangtalun Cilacap.

''Sebelum melintas di perlintasan, masinis KA sebenarnya sempat memberikan semboyan 35 dengan membunyikan klakson KA."

"Namun entah kenapa, mobil tetap melintas sehingga kecelakaan tidak bisa dihindarkan," jelasnya.

Ucapan duka atas kepergian Lettu Inf Pradipta juga beredar di media sosial.

''Inalilahi wainaillahi rojiun,smga alm pak Angga husnul khotimah & klrga ya ditinggalkn diberi kekutan & kesabaran amin yg sabar ya bu dewi,foto terakhir dgn anak2,begitu syg nya alm sm chinta ulfha & baik nya dgn kami smga amal kebaikan & ibadahnya allah yg mmbls,amin ya allah,smua sdh dipersiapkan tp allah punya rencana lain,'' tulis Melda  Ny Edi.

''Suara terakhir yg hrs kami dengar dari alm Pak angga ketika itu Hut Batalyon alm nyanyi & niat mengirimkn fidio ke calon pak Angga slmt jln pak Angga smga tenang di alm sana,alfatiha untuk alm pak angga.''

Melansir tribun jateng, Kasatlantas Polres Cilacap, AKP Ahmad Nur Ari mengatakan Wasto Haryo Susanto (50), warga Desa Kuripan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, telah dibawa ke RSUD Cilacap untuk mendapatkan perawatan intensif.

"TKP berada di perlintasan rel tanpa palang pintu."

"Korban sudah dimakamkan semenjak pagi tadi," ujar AKP Ahmad Nur Ari.

Humas PT KAI Daop V Purwokerto, Supriyanto membenarkan adanya kecelakaan KA di km 8+650 antara stasiun Karangkandri-Kesugihan, Cilacap.

Menurutnya, masinis KA sudah memberikan semboyan 35 atau klakson.

Namun pengemudi tidak mendengar.

Sehingga, kecelakaan akhirnya terjadi.

"Sebenarnya lintasan itu dijaga sukarelawan dari Pemkab Cilacap," katanya.

Namun, pihak KAI tidak mengetahui secara persis saat kejadian ada sukarelawan yang menjaganya atau tidak.

Dari kecelakaan tersebut, total kerugian materil yang ditanggung sekira Rp 15 juta.

Sempat Video Call

Maut memisahkan sepasang kekasih yang hendak membangun bahtera rumah tangga.

Sang calon suami meninggal sehari sebelum ijab kabul.

Peristiwa menyedihkan tersebut dialami Diar Kusuma Dewi.

Janur kuning itu tergeletak tak berdiri, layaknya menjadi sebuah penanda pesta pernikahan impian.

Tenda yang sudah berdiri tegak berhias kain dominan putih dan cokelat keemasan, kembali dibongkar.

Serangkaian hidangan pun sudah dipersiapkan untuk menjamu para tamu dan tetangga.

Pesta pernikahan tersebut diibaratkan seperti sebuah 'bunga yang layu sebelum berkembang'.

'Seperti tersambar petir di siang bolong', mungkin itulah gambaran perasaan Diar Kusuma Dewi, sebagai calon istri Lettu TNI Angga Pradipta.

Kondisi tenda pernikahan yang sudah dibongkar di rumah mempelai wanita Diar Kusuma Dewi, pada Sabtu (24/8/2019)
Kondisi tenda pernikahan yang sudah dibongkar di rumah mempelai wanita Diar Kusuma Dewi, pada Sabtu (24/8/2019) (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Lettu TNI Angga Pradipta meninggal tertabrak kereta api barang di perlintasan kereta tanpa palang pintu Desa Karangkandri, RT 5 RW 4, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap pada Jumat (23/8/2019) sekira pukul 01.00 WIB.

Padahal, rencana indah membangun rumah tangga sudah di depan mata.

Pasangan kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 7 tahun itu, rencananya akan melangsungkan akad nikah pada Sabtu (24/8/2019).

Namun, takdir Tuhan ternyata berkata lain.

Mereka berdua dipisahkan maut, hanya sehari sebelum prosesi sakral ijab kabul berlangsung.

Keramaian orang berkunjung yang semula memberikan ucapan selamat atas pernikahan, seketika berubah menjadi ucapan bela sungkawa.

Rumah mempelai wanita yang berada di Gerumbul Karangpundung, RT 5 RW 4, Desa Pekuncen, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas masih didatangi sejumlah kerabat yang prihatin atas kejadian tersebut.

"Akad nikah semestinya digelar hari ini pada Sabtu (24/8/2019) hari ini," kata Diar Kusuma Dewi sambil menyeka air mata, saat ditemui Tribunjateng.com, Sabtu (24/8/2019).

"Waktu di bandara, kita masih sempat video call dan bercanda 'cie penganten baru', begitu dianya ke saya," lanjutnya.

"Waktu perjalanan di kereta kita juga masih sempat video call juga."

"Dia lalu ketiduran hingga pukul 00.00 WIB malam."

"Lalu, saya WA 'sudah sampai mana' terus dia balas 'Ini baru sampai yang'," kata Diar yang selalu memantau kekasihnya Angga melalui pesan WhatsApp.

Namun selepas pukul 00.00 WIB, itu ternyata menjadi komunikasi terakhir mereka.

Karena, pesan dari Diar sudah tidak lagi dibalas.

Diar menceritakan bahwa almarhum Angga saat itu sampai di Stasiun Kroya.

Dia kemudian dijemput oleh ayahnya, Wasto Haryo Susanto menggunakan kendaraan Toyota Avanza R 9503 K.

Sekira pukul 01.30 WIB, keduanya pergi meninggalkan Stasiun Kroya untuk pulang ke rumah mereka.

Rumah mereka berada di Desa Kuripan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

Namun berdasarkan informasi dari Diar, ayah almarhum Lettu Angga saat itu dalam kondisi kelelahan.

Mengingat sebelumnya, ayah almarhum sempat mengirim surat undangan untuk keluarga yang berada di daerah Majenang.

"Bapaknya kebetulan habis mengantar undangan dari Majenang, karena Sabtu kita akan akad jadi dia memberitahu saudaranya untuk datang," katanya.

Sang mempelai wanita, Diar mengetahui kabar duka tersebut dari adik korban, yang memberitahukan bahwa korban dalam keadaan kritis.

"Saya kira waktu itu bercanda, karena sore hingga malam kita masih bercanda dan video call," ucap Diar.

Mendengar kabar tersebut, dia akhirnya langsung ke ruang IGD RSUD Kabupaten Cilacap.

Tetapi ketika sampai di sana, Angga sudah tidak berada di ruang IGD tetapi sudah di ruang jenazah.

"Saya sudah seperti orang tersambar petir, bayangkan saja besok mau akad, pacarannya kita sudah 7 tahun," ungkap Diar berlinang air mata.

Kisah cinta mereka sudah terjalin begitu lama.

Benih-benih cinta itu tumbuh semenjak Diar lulus SMA dan Angga masih bersekolah di SMA Taruna Nusantara, pada 2013.

Firasat akan kepergian sang kekasih sudah dirasakan Diar sejak malam.

Dia merasa ada sesuatu yang aneh dan tidak nyaman ketika Angga sampai di Stasiun Kroya.

 Siswi SMA Dicabuli Saat Kendarai Motor, Kejar Pelaku Mahasiswa Demi Dapatkan Pelat Nomor

 Lewat Foto, Mayangsari Blak-blakan Soal Tanggal Pernikahannya dengan Bambang Trihatmodjo

 Ungkap Cara Mudah Kencani Wanita Muda, Pria Hidung Belang Bongkar Prostitusi Obat Batuk Cair

"Selepas itu saya tidak bisa tidur sama sekali, saya mau akad nikah tetapi kenapa saya tidak senang."

"Semestinya hari ini saya mau akad, tetapi Jumat nya dia malah meninggal."

"Padahal, dia sudah senang sekali dan sangat antusias pulang karena akan nikah," ungkapnya.

Antusiasme almarhum Lettu TNI Angga Pradipta untuk menikah memang sangat nampak.

Mengingat, pekerjaan dia sebagai anggota TNI di Medan membuat waktu bertemu dengan sang pujaan hati sangat terbatas.

Almarhum bahkan sudah mempersiapkan segala sesuatunya.

Termasuk, biaya pernikahan dan persiapan pesta pernikahan dengan konsep 'Pedang Pora'. (Tribunlampung.co.id/ade irawan/Tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved