Mahasiswa FISIP Unila Meninggal

Buntut dari Tewasnya Aga Trias Tahta, Dekanat FISIP Unila Bekukan UKMF Pecinta Alam Cakrawala

Buntut dari Tewasnya Aga Trias Tahta, Dekanat FISIP Unila Bekukan UKMF Pecinta Alam Cakrawala

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Buntut dari Tewasnya Aga Trias Tahta, Dekanat FISIP Unila Bekukan UKMF Pecinta Alam Cakrawala 

"Ada sedikit kendala dari RSBW, belum mengeluarkan hasil visum terkait dengan korban meninggal atas nama Alga," kata Popon, Senin (7/10/2019).

Setahu Popon, hasil visum rumah sakit biasanya keluar selama tujuh hari. Namun, kata dia, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan hasil visum rumah sakit tempat Aga terakhir berada.

Popon mengaku akan berkoordinasi lagi dengan pihak rumah sakit untuk menanyakan hasil visum et repertum tersebut.

"Apa bila kedepan kami tidak mendapat hasil visum, tidak menutup kemungkinan akan memanggil pihak dokter yang memvisum pada saat itu," tukasnya.

Viral Curhat Sedih Ibu Almarhum

Sebelum menguburkan anaknya Aga Trias Tahta (19)Rosdiana (52) menulis surat berisi permohonan maaf.

Aga Trias Tahta, merupakan mahasiswa FISIP Unila yang meninggal saat diksar UKM pencinta alam Cakrawala pada Minggu (29/9/2019).

Surat permintaan maaf ibunda Aga pun beredar di media sosial Facebook sejak Selasa (1/10/2019).

Surat tersebut diunggah di akun Facebook Eka Thirta Maharani.

 Mahasiswa FISIP Unila Tewas Saat Diksar, Disiram Saat Pingsan hingga Polisi Belum Ungkap Tersangka

Berikut, isi surat ibunda Aga yang ditulis tangan.

Pemakaman jenazah Aga dan surat ibunya yang beredar di Facebook. Mahasiswa FISIP Unila Meninggal, Viral Surat Curhat Sedih Ibu Almarhum, Ditulis Jelang Makamkan Anak.
Pemakaman jenazah Aga dan surat ibunya yang beredar di Facebook. Mahasiswa FISIP Unila Meninggal, Viral Surat Curhat Sedih Ibu Almarhum, Ditulis Jelang Makamkan Anak. (Kolase Facebook Eka Thirta Maharani/Tribunlampung.co.id/Robertus Didik)

AGA..
Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian, tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh, yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu, namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.

AGA..
Mata mereka terbuka tapi mata hatinya tertutup, banyak yang mau bicara tetapi mereka dibungkam. Semua cari selamat. Mereka yang melihat tapi diam dengan bangga menjadi temannya.

AGA..
Allah tidak buta, tidak pula tidur, dia melihat semua, saat mereka merekayasa mengarang cerita penyebab kematianmu.

Ferdi, Sintia dan Bintang. Kalian cuma boneka karena kalian tidak punya hati, boneka tidak akan pernah menjadi seorang Ayah atau seorang Ibu..

AGA..
Tidurlah dengan tenang, tunggu hari peradilan, Insya Allah goresan luka dan titisan darahmu menghapus dosa-dosamu..

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved