Tribun Pringsewu
10 Persen Balita di Pringsewu Alami Stunting, Diskes Ambil Langkah Ini
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pringsewu Nuryanto mengatakan, data terkait stunting bisa naik turun setiap bulannya.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Reny Fitriani
"Ibu hamil itu harus bahagia, walau di tengah kesederhanaan hidupnya tetapi dia harus bahagia, harus terpenuhi gizinya, di sinilah peran PKK," ujar Riana.
Riana mengatakan, tidak hanya saat mengandung, setelah melahirkan pun para ibu juga harus mengonsumsi makanan bergizi untuk menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) yang baik bagi buah hati.
"Setelah melahirkan harus diberikan ASI dan untuk ASI yang berkualitas, sang ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi," katanya.
Riana meminta kader PKK mengedukasi masyarakat betapa pentingnya pencegahan stunting.
Dalam kegiatan ini, tidak hanya dibahas pencegahan stunting, tetapi juga pembinaan pelaksanaan metode IVA.
Riana mengimbau kepada kalangan perempuan untuk melakukan pemeriksaan diri sejak dini sebagai upaya pencegahan kanker yang muncul pada leher rahim wanita (Kanker Serviks) melaui IVA.
Sementara itu, Plt. Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Selatan Winarni Nanang Ermanto mengatakan penanganan kanker serviks dapat dilakukan dengan pembinaan agar terjalin gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks.
"Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan pap smear atau IVA. Metode IVA ini efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks sebesar 85 persen," ujar Winarni.
Winarni meminta peserta pembinaan supaya memperhatikan serius masalah stunting dan bersama sama mencegahnya.
Sehingga, kata Winarni, kasus stunting ini bisa hilang atau setidaknya dapat berkurang di wilayah Kabupaten Lampung Selatan.
Berdasarkan hasil dari turunan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang disebut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2014 dari Kementerian Kesehatan, di level Kabupaten/Kota terhadap prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek.
Untuk di Kabupaten Lampung Selatan sendiri, di tahun 2013 dengan angka 43,01 persen, namun di tahun 2018 angka tersebut turun menjadi 29,08 persen.(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan Cahyono)