Tribun Bandar Lampung
Buntut Jebolnya Tanggul Way Katibung, Puluhan Hektare Tanaman Padi di Candipuro Rusak Akibat Banjir
Tidak hanya tanaman yang sudah tanam mengalami kerusakan. Semaian bibit padi oleh petani pun rusak, akibat dari luapan banjir.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Laporan Wartawan Tribunlampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Setelah sempat terendam banjir, akibat dari jebolnya tanggul sungai Way Katibung, puluhan hektar tanam padi di Kecamatan Candipuro rusak.
“Ada 100 hektar yang sudah tanam dan terendam. Sebagian besar rusak, harus tanam ulang. Rata-rata tanaman padi yang rusak ini baru usia muda, karena baru tanam,” kata Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan, Mugiono kepada Tribun, Jumat (10/1).
Menurut dirinya, tidak hanya tanaman yang sudah tanam mengalami kerusakan.
Semaian bibit padi oleh petani pun rusak, akibat dari luapan banjir.
Petani harus menyemai kembali.
“Untuk semaian yang rusak ini, untuk luasan areal tanam 175 hektar. Ini belum tanam, karena bibitnya masih disemai,” ujar Mugiono.
• Anggota DPRD Lampung Sebut Tanggul Way Katibung Kerap Jebol: Perlu Ada Penanganan Permanen
• Total 500 Hektare Area Sawah Terendam Banjir Akibat Tanggul Way Katibung Jebol
• Jual Sabu Buat Modal Kawin, Sepasang Kekasih Kompak Masuk Bui
• BREAKING NEWS Sejoli Digelandang Polisi, Simpan Sabu di Ban Motor Lalu Ditutupi Pakai Tampah
Luapan banjir dari jebolnya tanggul sungai Way Katibung di desa Sinar Pasemah Kecamatan Candipuro, kini sudah surut. Penanganan tanggul yang jebol pun sudah mulai di lakukan.
Mugiono mengatakan, untuk petani yang tanaman padinya rusak, akan diupayakan adanya bantuan dari cadangan benih daerah (CBD) dari APBD dan juga dari cadangan benih nasional (CBN) pemerintah pusat.
Sebab, banyak dari petani di wilayah Kecamatan Candipuro belum mengikuti ansuransi usaha tanaman pertanian (AUTP).
“Untuk bantuan benih ada. Tetapi memang realisasinya masih perlu proses,” kata Mugiono.
Tentang potensi banjir kembali menggenangi lahan sawah di beberapa daerah di Kabupaten Lampung Selatan, karena mulai meningkatkan curah hujan pada awal Januari ini.
Mugi mengatakan, pihaknya tidak bisa untuk melarang petani melakukan tanam. Karena, petani sudah lama menunggu untuk bisa tanam, setelah kemarau panjang lalu.
Di beberapa kecamatan, petani kini sudah mulai proses tanam.
“Kita tidak bisa melarang petani tanam. Kita telah menginformasikan informasi cuaca dari BMGK kepada Gapoktan untuk disampaikan ke petani,” ujar Mugi.