Plt Direktur RS Ryacudu Diancam

Kronologi Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi Diduga Diancam Oknum PNS

Kasatreskrim Polres Lampura Ajun Komisaris M Hendrik Apriliyanto menjelaskan kronologi kasus dugaan pengancaman Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Anung
Edison pelaku pengancaman terhadap Plt Dirut RSUD Ryacudu diperiksa anggota Satria krim Polres Lampung Utara, Kamis 16 Januari 2020. Kronologi Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi Diduga Diancam Oknum PNS 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Kasatreskrim Polres Lampung Utara Ajun Komisaris M Hendrik Apriliyanto menjelaskan kronologi kasus dugaan pengancaman Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi oleh oknum PNS.

Kejadian tersebut berawal ketika pelaku akan mengajukan kenaikan pangkat untuk mendapatkan tanda tangan dari direktur.

Namun direktur menilai kinerja yang berangkutan kurang baik, dimana Edison ditengarai beberapa hari tidak masuk kerja.

“Lalu pak Plt tidak mau menandatangani berkas naik pangkat,” jelasnya.

Edison memaksa pimpinan dalam hal ini Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi agar menandatanganinya. 

Hal itu disertai pengancaman akan ditusuk dengan badik oleh pelaku.

BREAKING NEWS Diduga Ancam Plt Direktur RSUD Ryacudu Kotabumi, Oknum PNS Digelandang Polisi

RSU Ryacudu Akan Bayarkan Insentif Dokter Spesialis, Ini Besarannya

Rumah Janda Anak 4 di Pringsewu Tersapu Arus Deras Sungai Way Waya saat Hujan, Begini Kondisinya

Warga Keluhkan JPO di Jalan Teuku Umar yang Nyaris Tak Beratap

Atas kejadian tersebut pihaknya mendapatkan laporan dari Plt Dirut RSUD Ryacudu Kotabumi.

“Kami langsung amankan Edison dan dibawa ke Mapolres Lampura,” jelas Dia.

Pihaknya juga mengamankan barang bukti berupa sajam, yang saat itu terletak di dalam tas tersimpan di laci meja kerja.

Pelaku merupakan PNS bagian staf medik, RSUD Ryacudu Kotabumi.

“Saat ini masih kami mintai keterangan dari korban maupun tersangka serta saksi,” katanya.

Dalam keterangan dihadapan penyidik, tersangka Edison mengaku tidak ada niatan untuk melakukan penusukan terhadap pimpinan.

Ia mengaku kesal, karena terkesan dibuat susah untuk meminta tanda tangan.

“Gak betul itu saya mau nusuk. Yang ada badik di dalam tas saya,” ujarnya.

Badik itu rencananya akan dibawa kerumah yang baru.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved