Kronologi Kericuhan Kongres PAN di Balik Terpilihnya Kembali Zulkifli Hasan
Politisi Lampung Zulkifli Hasan kembali terpilih sebagai ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Politisi Lampung Zulkifli Hasan kembali terpilih sebagai ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025.
Zulhas mengalahkan lima calon lainnya, yakni Mulfachri Harahap, Asman Abnur, Dradjad Wibowo, dan Bima Arya, dalam Kongres V PAN yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 10-12 Februari 2020.
Namun, proses pemilihan ketua umum dalam Kongres V PAN diwarnai kericuhan.
Pada hari kedua kongres, Selasa (11/2/2020), telepon genggam milik peserta yang memiliki hak suara ditahan oleh panitia.
• Diwarnai Aksi Lempar Kursi, Zulkifli Hasan Kembali Nakhodai PAN, Amien Rais Sempat Dievakuasi
• Pesan Zulkifli Hasan Terpilih jadi Ketum PAN: Tadi Ada Kursi-kursi Melayang Setelah Ini Akur
• Terbukti Jual Beli Kursi, Komisioner KPU Lampung Dicopot
• Kapolri Ingatkan Kapolda dan Kapolres Tak Potong Jatah Anggotanya
Pasalnya, dikhawatirkan terjadi praktik jual beli suara.
Selain itu, suara dering ponsel dapat mengganggu proses berjalannya pemilihan ketum.
"Iya memang kemarin gak boleh bawa HP. Tidak boleh dibawa saat melakukan pencoblosan di hari Selasa kemarin. Tujuannya supaya tidak memfoto kertas suara. Kalo difoto kan bahanya, bisa jadi ada jual beli suara," ungkap anggota Steering Committee (SC) Kongres V PAN Tutur Sutikno kepada Tribunlampung.co.id, Rabu (12/2/2020).
Kongres tidak berjalan mulus lantaran sempat diwarnai kericuhan di antara pendukung masing-masing kubu.
Tutur yang juga menjabat Wasekjen PAN ini menjelaskan, kerusuhan dipicu gesekan antara pendukung Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap.

Menurutnya, gesekan tersebut telah muncul sejak Desember 2019 lalu.
Dari lima kandidat, Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap memiliki basis pendukung yang sama kuat.
Perebutan suara semakin panas saat Asman Abnur menyatakan mundur dari pencalonan.
"Mereka berdua ini calon kuat. Bang Zul punya jaringan yang kuat. Dia masih punya pengikut yang setia. Sementara Harahap punya jaringan dan yakin karena didukung oleh Pak Amien (Rais). Awalnya itu memang sudah timbul gesekan panas dari Desember lalu," ungkap politisi asal Lampung ini.
Kubu Mulfachri, kata Tutur, juga memprotes lokasi kongres di Kendari.
Mereka menginginkan kongres digelar di Jakarta.