Tribun Bandar Lampung
71 Motor Diamankan Polisi dalam Razia Balapan Liar di PKOR Way Halim, Didominasi Pelajar
Sebanyak 71 unit sepeda motor disita oleh jajaran Polresta Bandar Lampung, dalam razia balapan liar, Minggu 16 Februari 2020 dini hari.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Noval Andriansyah
"Kadang harus dihadapkan dengan maut hobi kami ini. Tapi mau gimana lagi kita kan nyalurin hobi saja meski tidak ada fasilitas resminya," kata pria yang biasa menggarap motornya di daerah Campang Raya ini.
Jatuh dan terluka sudah menjadi "makanan" sehari-hari In.
Namun ia mengaku, selalu berhati- hati saat turun di lintasan liar ini.
Motor yang kerap dipakainya untuk balapan yakni Yamaha Mio yang telah diriset oleh mekanik.
Namun, terkadang jenis motor ini disepakati antar para pembalap yang akan turun taruhan.
"Misal, lawan kita mau pakai motor jenis apa dan cc berapa. Jadi kita pakai motor itu," jelasnya lagi.
Ip (19) yang juga joki balapan liar mengaku sudah turun balapan sejak 2016.
Awalnya, ia sering jatuh, terluka dan pernah dibawa ke rumah sakit.
Namun hal itu tidak membuatnya kapok untuk terus turun di lintasan liar.
Ia mengaku senang mengikuti balapan liar, karena ada sensasi di sana.
Selain itu, ada taruhan yang membuat para pembalap liar semangat membetot motornya di lintasan.
"Memang kalau taruhan itu, bukan uang saya semua, tapi uang tim. Namun saat menang, bagian joki lebih besar. Sisanya dibagi rata ke anggota tim," kata dia.
Jarak dan waktu balapan juga relatif singkat. Jarak lintasan sekitar 201 meter.
Paling lama turun di lintasan juga setengah sampai satu jam. Ia mengaku pernah mengikuti balapan resmi.
Namun biaya yang dikeluarkan cukup banyak, sehingga ia menundanya.
Ganggu Keamanan
Kasubbag Humas Polresta Bandar Lampung Ajun Komisaris Titin Maezunah mengatakan, balapan liar itu termasuk menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
"Kami dari pihak kepolisian berhak menangkap para pelaku balapan liar. Polisi selalu menggelar razia setiap saat dan memang pelaku balap liar ini pintar," katanya.
Memang pembalap ini pintar mereka pilih jam istirahat serta selalu kucing-kucingan dengan aparat.
Maka dari itu diharapkan kepada orangtua agar lebih mengedukasi anaknya untuk tidak melakukan kegiatan yang konyol balapan liar tersebut.
"Dengan adanya kerjasama dari orang tua ini besar harapannya mereka bisa lebih sadar dengan keselamatan," katanya.(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Bayu Saputra)