Tribun Bandar Lampung
Calon Haji Tak Perlu Waswas, Kemenag Yakin Tahun Ini Tetap Terlaksana
Sejumlah pihak mulai ketar-ketir terjadi penundaan ibadah haji.Pasalnya, Pemerintah Arab Saudi kembali mengumumkan penundaan ibadah umrah.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah pihak mulai ketar-ketir terjadi penundaan ibadah haji.
Pasalnya, Pemerintah Arab Saudi kembali mengumumkan penundaan ibadah umrah sejak Kamis (5/3/2020) akibat virus Corona.
Penundaan ibadah umrah kali ini diperluas.
Jadi bukan saja untuk warga negara asing tapi juga warga negaranya sendiri.
Penundaan bersifat sementara sampai batas waktu yang akan diumumkan kemudian.
• 602 Calon Jamaah Haji Lambar Jalani Tes Kesehatan
• Kisah Jamaah Lampung yang Beruntung Bisa Umrah di Makkah, Takbir Saat Bus Tinggalkan Jeddah
• Fakta Sidang Ungkap Aga Trias Tahta Tewas di Lokasi Diksar di Pesawaran, Diseret hingga Ditampar
• Tak Sesuai Spek, Pembangunan RSUD Pesawaran Alami Kerugian Sampai Rp 4,8 Miliar
Namun untuk pelaksanaan ibadah haji, Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan resminya.
Meski begitu, Kementerian Agama (Kemenag) Lampung memastikan jika ibadah haji tetap dilaksanakan tahun ini.
"Kalau umrah bisa saja ditunda. Tetapi ibadah haji sepertinya tidak mungkin, karena memang sifatnya wajib ditunaikan," jelas Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Lampung M Ansori, kemarin malam.
Selain itu, keberangkatan jamaah haji masih lama, yakni pertengahan Juni mendatang.
Menurutnya, ada 7.000-an kuota calon jamaah haji Lampung.
Ansori meminta calhaj Lampung untuk tenang dan tidak khawatir.
Sebab, pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam jika terjadi penundaan.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan, sampai saat ini belum ada keputusan terkait ibadah haji dibatalkan atau tidak.
"Pelaksanaan terus berjalan. Sampai saat ini belum ada keputusan terkait dibatalkannya pelaksanaan haji dari Saudi," terangnya melalui pesan singkat pada Kamis (5/3/2020).
Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu, enggan menjawab kemungkinan terburuk jika ibadah haji tahun ini dibatalkan.
"Saya tidak mau berandai-andai. Kami berdoa mudah-mudahan berjalan seperti apa adanya,” kata Anggito di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).
Sementara Menteri Agama Fachrul Razi berharap pelaksanaaan haji tahun ini tidak dibatalkan karena wabah virus corona Covid-19.
"Kita berdoa saja mudah-mudahan pada saat haji nanti semua sudah selesai. Yang tahu kan cuma Tuhan. Kalau menurut saya, ancang-ancangnya kan haji itu mulai berangkat pertengahan Juni. Harapan kita sebelum itu sudah ada kepastian," kata Fachrul Razi.
Namun demikian Fachrul Razi tidak merinci rencana pemerintah jika memang Arab Saudi membatalkan haji tahun ini demi mencegah penyebaran virus Covid-19 yang makin meluas.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Nizar Ali menuturkan, kesiapan menyambut jemaah Indonesia terus berjalan, di mana tim pemondokan dan tim catering telah bertugas di tanah suci sejak 9 Februari lalu.
"Kesiapan sudah siap semua. Kita sudah mulai proses, ada proses kesehatan, mengecek jemaah benar-benar sehat atau tidak. Kalau tidak sehat, dia tidak isthi'toah (mampu) dan tidak direcomended berangkat ke Saudi," ujar dia di kesempatan yang sama.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang menyebut pemerintah Indonesia harus menyiapkan langkah dalam menyikapi penghentian sementara ibadah umrah oleh otoritas Arab Saudi, dalam pencegahan virus corona. Hal tersebut ditakutkan berdampak kepada kegiatan haji yang akan berlangsung pada Juni 2020.
"Senin (9 Maret 2020) pimpinan Komisi VIII akan berbincang dengan Menteri Agama, apakah di DPR atau di luar DPR, nanti diputuskan karena sekarang dalam posisi reses," ujar Marwan saat dihubungi, Kamis (5/3/2020).
Wakil Menteri Haji Arab Saudi, Abdulfattah S Mashat seperti dikutip dari stasiun televisi Al Arabiya pada Rabu (4/3/2020) mengatakan, meski penangguhan umrah diberlakukan, warga negara dan penduduk Arab Saudi masih diperbolehkan mengunjungi Makkah dan Madinah untuk berdoa di sana, asalkan mereka tidak melakukannya untuk tujuan umrah.
"Makkah masih terbuka untuk pengunjung dari seluruh kerajaan (Arab Saudi). Keputusan itu hanya untuk menunda kegiatan umrah," terangnya.
Pekan lalu Pemerintah Arab Saudi telah menangguhkan visa umrah bagi WNA (termasuk Indonesia) dan melarang warga negara-negara Teluk untuk mengunjungi Makkah dan Madinah karena situasi genting menyebarnya virus Corona.
Kemudian, pada Selasa (3/3/2020), Arab Saudi membatasi kedatangan para pelancong dari negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperatio Council) yang beranggotakan enam negara.
Keenam negara tersebut adalah Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bisa Hancur
Pengelola Asyifa Tour dan Travel, Saiful mengatakan, jika sampai pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penundaan juga bagi ibadah haji, maka mereka akan kehilangan jamaah.
"Yang hancur lebur itu travel haji khusus dengan visa furoda. Karena biaya per jamaahnya rata rata diatas Rp 100 juta," ujar Saiful, Kamis (5/3/2020).
Kendati demikian, Saiful yakin penundaan ibadah haji tidak akan terjadi.
Mengingat puncak wukuf ibadah haji di Arafa hanya setahun sekali di tanggal 9 zulhijah (Kalender Islam).
Hal tersebut berbeda dengan pelaksanaan umrah yang bisa dilakukan sepanjang tahun.
"Sejauh ini kami belum menerima info mengenai penundaan haji. Karena tidak mungkin digeser waktunya," jelas Saiful.
Pengurus Sabila Travel, Zainuri menilai, penundaan ibadah haji ke Makkah tahun ini rasanya tidak mungkin.
Meski jika melihat kegentingan virus Corona secara global, tidak menuntup kemungkinan Pemerintah Arab Saudi untuk menunda kedatangan tamu Allah dari negara luar.
Ia mengungkapkan, memang ada beberapa calhaj yang cemas.
Mereka khawatir gagal berangkat haji tahun ini. Untuk itu, pihaknya juga selalu berkomunikasi intensif dengan calhaj.
"Jikapun hal terburuk misal ibadah haji ditunda, maka kita harus menghormati keputusan tersebut," kata dia.
Ust Zainal Al Mubarok dari Kanomas Tour and Travel mengharapkan, penundaan ibadah umrah tidak terjadi pada ibadah haji.
Apalagi, ada beberapa warga yang berangkat dengan fasilitas Haji Plus lewat bironya.
Namun jika memang nantinya sampai terjadi penundaan ibadah haji, pihaknya akan mengupayakan kebijakan dari negara Arab Saudi.
"Tapi sejauh ini kami sendiri belum ada kerugian," jelasnya.
Sedangkan Ferliansyah Zais selaku pemilik Madinah Al Munawarroh Tour and Travel mengatakan untuk penundaan haji plus belum ada.
Karena pihak Arab Saudi saat ini sedang mempersiapkan sarana dan prasarana terkait pencegahan virus Corona ini.
"Jadi kami berpegang kepada persiapan dari negara Arab Saudi itu sendiri, yang terpenting dari mereka adalah ruang isolasi dan alat scaner mengenai virus ini," tuturnya.
Ia juga menjelaskan pihak hotel dari Arab juga meminta ruang isolasi untuk tiap hotel kepada negaranya.
Pihaknya berpegang dengan imigrasi dan kementerian kesehatan dari Arab Saudi.
"Saya rasa jika sampai haji kemungkinan tidak, karena hal itu akan sangat mematikan perekonomian Arab Saudi sendiri. Secara ekonomi akan mati, kalopun seperti itu tidak akan terupaya, karena mereka juga ingin menghidupkan perekonomiannya," bebernya.(Tribunlampung.co.id)