Cerita Ditpolairud Polda Lampung Menyamar Sebagai Pembeli Kala Bekuk Pembuat Bom Ikan 50 Kg
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Lampung mengamankan Jahra Lakajihi (57) dan Andi (44).
Penulis: hanif mustafa | Editor: martin tobing
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Risa Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Lampung mengamankan Jahra Lakajihi (57) dan Andi (44) warga Jalan M Agus Kelurahan Bumi Waras, Bandar Lampung.
Mereka adalah pelaku pembuatan bahan peledak untuk menangkap ikan.
“Satu pelaku merupakan residivis. Jadi Jahra ini sudah pernah dihukum di Rutan Bandar Lampung dengan kasus yang sama satu tahun lalu," kata Direktur Polairud Polda Lampung Kombes Pol Ivan Setiadi yang diwakili Kasubdit Gakum AKBP Ferizal kepada awak media, Kamis (23/4/2020).
Ia menambahkan, dari dua pelaku, pihaknya mengamankan barang bukti bahan peledak (handak) seberat 50 kilogram (kg).
• Amankan 50 Kg Bahan Bom Ikan, Ditpolairud Polda Lampung Sita 129 Detonator
• VIDEO Ditpolairud Polda Lampung Amankan Bahan Peledak Seberat 50 Kg
• BREAKING NEWS Ditpolairud Polda Lampung Amankan Bahan Peledak Seberat 50 Kg
Handak berjenis potasium ini rencananya akan dijadikan bahan bom ikan dan dipasarkan di Lampung.
Selain 50 kilogram potasium, turut diamankan 129 detonator atau sumbu ledak. Ferizal menjelaskan, tanpa sumbu ledak, bahan potasium tidak bisa digunakan sebagai bom ikan.
Ferizal mengatakan, kapasitas tersangka Jahra sebagai penjual dan perakit. Sedangkan Andi hanya sebagai kurir. Kedua tersangka menjual bom ikan sesuai pesanan.
"Jadi jualnya bentuk jadi, tapi ada juga menjual bahan mentahnya. Ya 50 kilo ini bisa ngeledakin satu RW," bebernya.
Ferizal menambahkan, penjualan potasium tersangka bisa mengantongi keuntungan hingga Rp 300 ribu per kilogram. "Dia beli ini per kilonya Rp 200 ribu dan ngejualnya Rp 500 ribu," timpalnya.
Jahra mengaku hanya meraup untung Rp 2,5 juta untuk 50 kilogram potasium. Potasium itu dijualnya Rp 25 ribu per botol.
Ia hanya merakit bom ikan sesuai pesanan pembeli. "Potasium 1 kilo bisa menjadi enam botol bom ikan, per botol Kratingdaeng itu Rp 25 ribu," terangnya.
Jahra menyatakan, masih banyak nelayan yang menggunakan bom ikan untuk mengambil ikan di laut.
"Kalau gak ada (bom) ini gak dapat ikan karena satu botol (potasium) bisa dapat ikan 100 kg," tuturnya.
Terkait bahan baku didapatnya dari Cirebon, Jawa Barat melalui pemesanan via paket. "Sudah empat bulan main ini lagi," tandasnya.