Kasus Corona di Lampung

Imbas Pandemi Virus Corona, Produksi Cincau Hitam Turun Selama Ramadan 2020

Terkena imbas dari pandemi virus corona atau Covid-19, pada Ramadan 2020 ini produksi Cincau Hitam mengalami penurunan.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Imbas Pandemi Virus Corona, Produksi Cincau Hitam Turun Selama Ramadan 2020. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Terkena imbas dari pandemi virus corona atau Covid-19, pada Ramadan 2020 ini produksi Cincau Hitam mengalami penurunan.

Salah seorang pengusaha Cincau Hitam di Jalan Abimanyu, Jagabaya I yang tetap eksis sejak dua puluh tahun silam terpaksa menurunkan jumlah produksi lantaran beberapa faktor.

Pemiliknya, Zulkifli mengatakan, naiknya harga bahan baku seperti daun janggelan dan tepung sagu menjadi salah satu alasan ia mengurangi jumlah produksi.

"Belum lagi karena corona, otomatis pembeli turun, untuk mengimbanginya kita harus kurangi jumlah produksi," beber Zulkifli, Senin (27/4/2020).

 Pembatasan Penyeberangan Resmi Berlaku, Pelabuhan Bakauheni Sepi Penumpang

 Lolos dari Pelabuhan Merak, 3 Bus AKAP Terjaring di Pelabuhan Bakauheni

 Kasus ODP Covid-19 di Lampung Meningkat, Polda Lampung Ketatkan Penjagaan di Pasar-pasar

 PDP Virus Corona Asal Kota Metro Dirawat di Ruang Isolasi di Bandar Lampung

Jika dibanding Ramadan tahun lalu, kata Zulkifli, produksi cincau turun hingga lebih dari 50 persen.

Pasalnya, tahun ini dalam sehari hanya menghasilkan 50 kotak Cincau Hitam ukuran 80 x 60 cm.

Padahal, lanjutnya, tahun lalu ia biasa membuat 150 kotak cincau per harinya.

"Walaupun sepi, alhamdulillah sampe hari ini pembelinya masih ada," katanya.

Naiknya harga bahan baku praktis membuat harga jual cincau ke konsumen ikut terkerek.

Zulkifli menyebut saat ini harga cincau perkotak dijual seharga Rp 120 ribu dari harga normal.

Sebagai produsen musiman, lanjutnya, karyawan yang bekerja juga tidak terikat.

Hanya saja, diakuinya terpaksa memangkas jumlah pekerja dari biasa dibantu 8 orang, kini hanya tersisa 4 tenaga kerja.

"Bulan bulan biasa juga tetap produksi ,tapi jumlahnya sedikit. Pembeli kebanyakan datang sendiri ke sini ambil cincau," tukasnya.(Tribunlampung.co.id/Muhmmad Joviter)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved