Tribun Bandar Lampung

Baru 33,3 Persen Penduduk Bandar Lampung yang Ikut Sensus Online

Program pengisian sensus tersebut dilakukan mulai 15 Februari hingga 29 Mei kemarin.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Soma
Kepala BPS Bandar Lampung Akhmad Nasrudin. Baru 33,3 Persen Penduduk Bandar Lampung yang Ikut Sensus Online 

Ia menambahkan, pencapaian tertinggi sensus online ada di Kecamatan Panjang terdata 5 ribu lebih KK.

Untuk itu, BPS terus mengoptimalkan pengisian sensus penduduk secara online melalui situssensus.bps.go.idyang akan berakhir 31 Maret mendatang.

Secara progress imbuhnya, Bandar Lampung masih yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Lampung terkait pengisian data sensus online.

"Target sensus online di Bandar Lampung itu 22 persen. Sisanya nanti dilakukan sensus wawancara, petugas sensus akan mengunjungi dari rumah ke rumah dari 1 Juli sampai 31 Juli,” terang Nasrudin.

Menurutnya, prioritas sensus secara online adalah masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi yang tidak memiliki waktu untuk dilakukan wawancara secara langsung terkait data kependudukannya.

"Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah Tanjungkarang Pusat dan Enggal," paparnya.

BPS juga berkoordinasi dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan pengelola perumahan elite untuk bisa menggelar sosialisasi sekaligus pengisian sensus secara online.

Ia menyatakan, mengisi data sensus kependudukan secara online tidak memakan waktu terlalu lama dan caranya cukup mudah sehingga tidak menghambat pekerjaan masyarakat.

Nasarudin menyatakan, periode sensus wawancara, BPS bakal melakukan pendataan terhadap orang gila (orgil), anak jalanan (anjal), gembel dan pengemis 15 Juli mendatang.

Sensus akan dilakukan malam hari pada satu titik lokasi dimana mereka biasa berkumpul.

Menurut Nasarudin, sensus menyasar anjal dan sebagainya merujuk konsep semua warga harus didata karena terkait data kependudukan di Indonesia.

"Nanti kita hanya mencatat bahwa di sini ada sekian gelandangan dan segala macam,” terangnya.

“Jadi tidak sedetail yang punya data kependudukan. Tetapi setidaknya menggambarkan bahwa di daerah ini ada berapa jumlah orgil, dan lainnya beserta identifikasi tempatnya," tandas dia.

Hasil data tersebut akan terlihat penduduk yang memiliki identitas atau tidak. Penduduk yang tidak beridentitas ini, pencatatan dilakukan BPS hanya terkait jumlah dan lokasi tempat mereka berkumpul.(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved