Banjir di Tanggamus
20 Jam Jalinbar Tertutup, Pemkab Tanggamus Tetapkan Darurat Bencana
Jalan Lintas Barat (Jalinbar) ruas Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus sempat tertutup selama 20 jam akibat longsor.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Hujan deras yang terjadi sejak Selasa (4/8/2020) malam telah membuat longsor serta banjir di mana-mana.
Jalan Lintas Barat (Jalinbar) ruas Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus sempat tertutup selama 20 jam akibat longsor.
Jalinbar baru terbuka kembali pukul 17.00 WIB, Rabu (5/8/2020), setelah tertutup sejak Selasa pukul 21.00 WIB.
Truk-truk yang sempat tertahan di kantong parkir sejak Selasa malam pun mulai berangsur-angsur melintasi Jalinbar meski berjalan secara perlahan akibat masih licinnya jalanan.
Sebelumnya ada enam titik longsor yang menutup badan Jalinbar.
TONTON JUGA:
Enam titik ini mulai dari ruas Pekon Way Kerap sampai Sedayu.
Ketinggian material longsor mencapai lutut orang dewasa hingga satu meter.

Sejumlah kendaraan terlihat terjebak di lokasi longsoran.
• Jalinbar Semaka Sudah Dibuka, Lumpur Masih Tutupi Jalan
• Akibat Banjir di Jalinbar Tanggamus, Masjid Baiturrahman Hancur Diterjang Material Lumpur
• Ratusan Rumah di Bandar Lampung Terendam Banjir, Ketinggian Hingga 1 Meter
• Banjir Rendam 94 Rumah di Kecamatan Kedamaian Bandar Lampung
Saat Jalinbar tertutup, truk dan bus tidak bisa melintas dan diminta menunggu di kantong-kantong parkir.
Sementara kendaraan kecil dialihkan melalui jalan alternatif. BPBD Tanggamus beserta TNI/Polri bergerak cepat dan menurunkan tiga ekskavator untuk menyingkirkan material longsor hingga akhirnya jalan kembali terbuka.
Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Mansyur mengatakan, meski jalan sudah terbuka, pihaknya masih melakukan pembersihan lumpur.
Pembersihan lumpur ini menggunakan mobil pemadam kebakaran.
Kasat Lantas Polres Tanggamus Inspektur Satu Rudi S mengatakan, pihaknya telah menerjunkan personel gabungan untuk melakukan pengaturan lalu lintas serta membantu masyarakat evakuasi.
Masjid Hancur
Hujan sejak Selasa malam hingga Rabu pagi juga membuat Masjid Baiturrahman di Pekon Way Kerap, Kecamatan Semaka, Tanggamus, hancur.
Tembok masjid jebol diterjang material banjir mulai dari bebatuan, tanah hingga batang-batang kayu.
Pada Januari lalu, masjid ini juga sempat terdampak banjir.
Namun saat itu, kerusakan tidak terlalu parah.
Kali ini, tiga sisi dinding masjid jebol.
Terparah di dinding sisi kiri masjid yang seluruh bidangnya jebol. Ini karena
sisi kiri masjid terdapat tikungan anak sungai dari sungai Way Kerap.
Jadi air langsung naik melebihi alur sungai karena permukaan tanah miring.
Selain itu bagian dalam masjid seluruhnya terisi material banjir berupa tanah, bebatuan, dan batang-batang pohon dengan ketinggian sampai satu meter lebih.
Material juga menutup bagian luar masjid sampai Jalinbar depan masjid.
Wakil Bupati Tanggamus AM Syafi'i yang meninjau lokasi mengatakan, jika lokasi masjid harus pindah ke daerah yang jauh dari aliran anak sungai.
"Silakan masyarakat cari tempat baru untuk masjid, kalau sudah didapat tempat yang aman, InsyaAllah pemerintah siap bantu membangun," kata Syafi'i.
Darurat Bencana
Atas bencana banjir dan longsor yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Tanggamus menetapkan darurat bencana.
Menurut Bupati Tanggamus Dewi Handajani, penetapan status tersebut didasari kondisi dampak bencana mulai dari akses jalan lintas barat yang sempat tertutup, kerusakan rumah warga dan tempat umum lainnya.
Ia menjelaskan ada tujuh pekon yang terdampak yakni Pekon Way Kerap, Pardawaras, Sedayu, Sukaraja, Kacapura, Bangun Rejo dan Karang Rejo.
Sementara ini kurang lebih ada 350 rumah warga terdampak banjir dan longsor.
Selanjutnya terus dilakukan inventarisasi mana saja rumah yang mengalami rusak berat. Dan minta bantuan Pemprov Lampung untuk bantu perbaikan rumah warga.
Sedangkan langkah yang diambil oleh Pemkab Tanggamus, pertama, mengamankan situasi terlebih dahulu pasca bencana agar masyarakat merasa tenang, tidak merasa ketakutan dan lain sebagainya.
Langkah kedua adalah mendirikan posko-posko, terdiri dari posko dapur umum dan kesehatan yang tersebar di tujuh titik.
Selanjutnya, menginventarisasi kerugian yang dialami oleh masyarakat. Dari mulai lahan pertanian yang terendam banjir, lalu dokumen identitas kependudukan yang mengalami kerusakan akibat terendam banjir.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tanggamus Taufik Hidayat menjelaskan, tim kesehatan akan terus bertugas sampai dinyatakan selesai.
Untuk sumur warga yang kemasukan air banjir mulai diberikan kaporit.
Tujuannya untuk membunuh kuman dan bakteri serta menjernihkan air.
Harapannya masyarakat tidak terserang gatal-gatal, diare atau penyakit lainnya karena air sumur. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)