UMKM Lampung
Dihantam Pandemi, Pelaku Usaha Sale dan Kripik Pisang di Lampung Selatan Coba Bertahan
Meski di tengah pandemi Covid-19, Makhalik warga Desa Sri Pendowo, Ketapang, Lampung Selatan, tetap eksis memroduksi sale dan kripik pisang.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Meski di tengah pandemi Covid-19, Makhalik warga Desa Sri Pendowo, Ketapang, Lampung Selatan, tetap eksis memroduksi sale dan kripik pisang.
Usaha pembutaan sale pisang ini telah digelutinya sejak lebih dari 20 tahun lalu.
Meski terdampak kondisi pandemi Covid-19, usaha sale pisang tetap berjalan.
“Memang ada penurunan omzet, tetapi kita tetap berusaha bertahan,” kata Makhalik saat Tribunlampung.co.id menyambangi kediamannya yang juga menjadi lokasi tempat produksi sale pisang dengan merk dagang Bahrul, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Besok, KPU Lampung Selatan Gelar Pleno Terbuka Penetapan Paslonkada Terpilih
Baca juga: Pencurian di Lampung Selatan, Pelaku Curi Tabung Gas Elpiji 3 Kg hingga Sandal Kulit Milik Korban
Makhalik mengatakan, untuk membuat sale pisang, ia menggunakan pisang raja siam.
Sedangkan untuk kripik pisang menggunakan pisang kepok dan beberapa jenis pisang lainnya.
Setiap harinya, setidaknya Makhalik tetap memproduksi 25 kilogram sale pisang, begitu juga dengan kripik pisang.
Untuk pemasarannya, tidak hanya di sekitaran Lampung Selatan, tetapi juga Bandar Lampung.
Bahkan ada beberapa produksi Makhalik yang dikirim ke luar daerah, seperti ke Bogor, Pekanbaru dan beberapa daerah lainnya.
“Untuk yang ke Bogor ini, sale pisang kami masuk supermarket, tetapi memang dikemas ulang."
Baca juga: Putusan Dismissal MK Tolak 2 Gugatan Lampung Selatan, Tony Eka Chandra: Selamat Nanang-Pandu
Baca juga: 365 ASN di Lingkungan Pemkab Lampung Selatan Pensiun Tahun Ini, Paling Banyak Guru
"Meski dikemas ulang, tetap tertulis produksi kami, karena kami memang sudah punya izin usaha,” terang Makhalik.
Makhalik mengatakan, untuk bahan baku, ia mendapatkannya dari sekitaran Kecamatan Ketapang dan kecamatan lainnya di Lampung Selatan, yang memang menjadi sentra tanaman pisang.
Makhalik juga mempekerjakan warga sekitar.
“Usaha ini bisa memberikan pekerjaan kepada warga sekitar, karenanya, meski terdapak Covid-19 kami tetap berusaha bertahan,” ujar Makhalik.
Untuk kemasan produk, lanjutnya, ada beberapa bentuk.
Mulai dari 250 gram hingga berat 1 kilogram.
( Tribunlampung.co.id / Dedi Sutomo )