Meninggal Tak Wajar di Pringsewu

Kapolsek Imbau Warga Pringsewu Lampung Terbuka Bila Hadapi Persoalan, Jangan Nekat Akhiri Hidup

Kapolsek Sukoharjo Pringsewu Lampung mengimbau masyarakat di Bumi Jejama Secancanan supaya lebih terbuka.

Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Hanif Mustafa
tribunlampung.co.id / dodi kurniawan
Ilustrasi jenazah. 

Padahal Kakek Wiji sudah berobat hingga ke Pulau Jawa.

“Namun tidak juga sembuh,” ungkap Timur.

Baca juga: Kakek Sebatang Kara Pringsewu Lampung Meninggal, Polisi Tak Temukan Kekerasan

Atas kondisi itu, kata Timur, diduga Kakek Wiji depresi dan mengakhiri.

Menjerit Histeris

Keluarga menjerit histeris setelah mendapati kakek Wiji (63) tewas di tiang bambu belakang rumah.

Terutama sang putri, Lisnawati (26) terkejut bukan kepalang mendapati kondisi bapaknya tersebut.

Lisnawati pun tidak kuasa melihat tubuh ayahnya sudah tidak bernyawa.

Ia menjerit histeris hingga menangis sejadi-jadinya.

Diketahui jasad ayahnya, ketika ditemukan terjerat tali yang terikat di tiang bambu penyangga tempat penyemaian jamur kelapa sawit.

Tempat tersebut berada tepat di belakang rumah korban, Kakek Wiji (63), warga Pekon Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

"Saksi (Lisnawati) langsung teriak histeris, kemudian berdatangan warga, yang kemudian meneruskan kepada pihak kepolisian," kata Kapolsek Sukoharjo Iptu Timur Irawan, Minggu, 1 Agustus 2021.

Timur menceritakan, seperti hari-hari biasanya, Lisnawati datang ke kediaman ayahnya untuk mengantar makanan buat sarapan pagi.

Mengingat Kakek Wiji selama sekitar satu tahun belakangan ini hanya tinggal sendirian di rumahnya. 

“Kakek Wiji mempunyai dua orang anak,” tutur Timur.

Timur mengatakan karena keduanya sudah menikah, anak-anaknya hidup berkeluarga di lain rumah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved