Lampung Barat
Menilik Prosesi Adat Angkon Muakhi Saat Ketua DPD RI Kunker ke Lampung Barat
Mereka adalah para prajurit, penari, pendekar pencak silat, dan lain sebagainya yang dipersiapkan untuk menyambut tamu agung Kerajaan Paksi Pak Skala
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Sejumlah kaum lelaki dan perempuan mengenakan pakaian yang didominasi serba hitam berbaris rapi di tepi Jalan Lintas Liwa - Bukit Kemuning Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat.
Mereka adalah para prajurit, penari, pendekar pencak silat, dan lain sebagainya yang dipersiapkan untuk menyambut tamu agung Kerajaan Paksi Pak Skala Bekhak Kepaksian Buway Pernong.
Masing-masing dari mereka ada yang memegang tombak, pedang, kipas, selendang, bendera, dan lain-lain.
Selasa (7/9/2021) sekira pukul 10.15 WIB datang sejumlah rombongan mobil berkawal aparat penegak hukum setempat.
Turun seorang lelaki berkemeja putih dari sebuah mobil hitam mewah yang langsung dipayungi oleh satu di antara para pasukan penyambut.
Baca juga: DPD RI Pantau Perkembangan BPUM di Pringsewu
Ya, dialah sang tamu agung dari pemerintah pusat yang menjabat sebagai Ketua DPD RI saat ini La Nyalla Mattalitti.
Pria bernama lengkap A A La Nyalla Mahmud Mattalitti itu langsung disambut dengan hangat oleh pasukan penyambut tamu.
Terlihat sebuah tandu berbentuk persegi tak beralas dengan ukuran sekira 2x2 meter yang dihiasi berbagai pernak pernik didominasi warna merah dan kuning emas yang disebut Alam Gemisekh.
Seorang pria menenteng sebilah pedang berlutut di hadapan La Nyalla Mattalitti menyampaikan beberapa kalimat kepada dia beserta rombongannya menggunakan Bahasa Lampung yang tidak begitu dipahami oleh Tribunlampung.co.id.
Usai mengucapkan sejumlah kalimat berbahasa Lampung itu, La Nyalla masuk ke dalam Alam Gemisekh yang diangkat empat orang pria.
Tandu beratap itu digunakan untuk mengurung, memagari, dan membatasi La Nyalla dengan pasukan penyambut tamu yang akan melakukan arak-arakan dan mengiringi La Nyalla sampai ke Gedung Dalom Kepaksian Buway Pernong.
Bunyi Gamolan Pekhing pun mulai mengalun menjadi musik latar bagi arak-arakan tersebut.
Baca juga: Festival Sekala Bekhak ke-7 di Lampung Barat Digelar Virtual, Hadirkan Orkes Gambus dan Nyambai
Gamolan Pekhing merupakan musik khas Lampung seperti halnya Gamelan di Jawa.
Hanya saja Gamolan Pekhing ini bukan terbuat dari logam, melainkan terbuat dari susunan bambu yang diikat dengan tali senar.
Selama melakukan arak-arakan, para pasukan menunjukkan berbagai macam atraksi, ada yang menari dengan kipas dan selendangnya, ada yang memainkan senjata tombak dan pedangnya, ada yang menunjukkan kebolehannya dalam mempraktekkan gerakkan pencak silat, ada juga yang hanya berjalan biasa dengan membawa bendera, dan banyak lagi.