Berita Lampung

Sepekan Limbah Minyak di Lampung Timur, Ganti Rugi Petambak Udang Masih Gelap

Limbah minyak di Lampung Timur telah berdampak terhadap nelayan, petambak udang, hingga tempat wisata. Namun, ganti rugi hingga kini tak jelas.

Editor: Yoso Muliawan
Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi
BERSIHKAN LIMBAH MINYAK - Pembersihan limbah minyak dilakukan di Pantai Kuala Penet, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Masalah limbah minyak di Lampung Timur telah menyita perhatian sepekan terakhir. 

Enam titik itu di antaranya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Penet di Desa Margasari, Taman Mangrove Sekar Bahari di Desa Margasari, dan Hutan Mangrove Pandan Alas di Desa Sri Minosari.

Lalu, Pantai Kerang Mas di Desa Muara Gading Mas, tanggul di Desa Muara Gading Mas, serta Pantai Mutiara Baru di Desa Karya Makmur.

Pembersihan Harus Tuntas

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur Andi Kristanto mengapresiasi langkah PT PHE OSES yang melakukan pembersihan limbah minyak di pesisir khususnya Labuhan Maringgai.

Namun, dalam pertemuan dengan PT PHE OSES di Jakarta, pihaknya tetap meminta perusahaan agar menuntaskan pembersihan limbah minyak yang bocor dari pipa tersebut.

"Jangan ada yang terlewat. Harus tetap dimonitor dan segera diambil tindakan saat diperlukan," ujar Andi Kristanto, Kamis (21/7/2022).

Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur juga mewanti-wanti pihak PT PHE OSES agar kejadian seperti itu tidak terulang.

Udang Mati

Dedi Cahyadi, seorang petambak udang di Labuhan Maringgai, Lampung Timur, mengungkapkan kerugian yang dialaminya karena udang-udang di tambaknya mati mencapai Rp 25 juta.

"Satu kolam (tambak) ada yang udangnya mati sampai 80 persen. Kalau diuangkan, kerugian kurang lebih Rp 25 juta," kata Dedi.

Dedi menuturkan beberapa tambak udang lainnya belum dilakukan pergantian air.

Sebab, Dedi khawatir jika pergantian air dilakukan malah berdampak pada udang-udangnya.

"Kolam yang lain baru saja ditebar benur. Kami khawatir dampak limbah minyak ini terhadap keberlangsungan budidaya udang kami," ujarnya.

Dedi yang juga pengurus kelompok budidaya udang Mina Surya Lestari menerangkan satu tambak berisi 100 ribu udang.

Gara-gara limbah minyak itu, menurut Dedi, kelompok budidaya mengalami penurunan produksi udang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved