Berita Terkini Nasional

Kantor Twitter Seluruh Dunia Tutup Sementara Usai PHK 3.700 Karyawan

Elon Musk memutuskan menutup kantornya sementara waktu khawatiran akan aksi demo massal mantan karyawan.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com
Elon Musk pemilik Twitter putuskan menutup seluruh kantor di seluruh dunia usai putusan PHK sebanyak 3.700 karyawan dan dikhawatirkan akan ada demo massal. 

Tribunlampung.co.id, California – Twitter Inc menutup semua operasi kantornya yang ada di berbagai negara dan menghentikan akses pekerja ke sistem internal.

Penutupan semua operasi kantor di berbagai negara dilakukan setelah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada 3.700 karyawan Twitter.

Pihak Twitter Inc khawatir jika 3.700 karyawan yang menerima PHK akan melakukan demo massal sehingga seluruh kantor di berbagai negara pun tutup sementara.  

Keputusan penutupan kantor Twitter atas keputusan Elon Musk selaku CEO baru dari platform sosial media bergambar burung biru tersebut. 

Hal itu terungkap dalam surat elektronik yang dirilis perusahaan pada Jumat (4/11/2022). 

Elon Musk memutuskan untuk menutup kantornya sementara waktu, menyusul adanya kekhawatiran akan keselamatan pegawai dan keamanan data pelanggan.

Baca juga: Pemain Chelsea Raheem Sterling, Rencana Collab dengan Rapper Jack Harlow

Baca juga: Bursa Transfer Liga Inggris, Pemain Muda Chelsea Jude Soonsup Bell Jadi Incaran Man City

“Saya telah selesai bekerja tetapi laptop saya masih terbuka dan kami semua menerima email dari perusahaan tentang pengurangan jumlah karyawan. Satu jam setelah itu laptop saya berkedip dan akses dihapus, saya tidak lagi memiliki akses ke aplikasi saya.” jelas Simon Balmain, mantan manajer komunitas senior di Twitter.

Usai pengumuman ini diterbitkan kantor Twitter yang berada di London terlihat tutup sejak Jumat pagi, bahkan tidak ada sedikitpun aktivitas yang terlihat di dalam kantor. Kondisi serupa juga terlihat pada kantor yang ada di cabang San Francisco.

Anggota staf keamanan di kantor pusat Twitter Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) di Dublin mengatakan bahwa tidak ada satupun karyawan Twitter yang datang ke kantor pada hari Jumat, menyusul adanya pengumuman terkait kebijakan work from home atau kerja dari rumah yang diberlakukan Elon Musk.

"Jika Anda berada di kantor atau dalam perjalanan ke kantor, silakan kembali ke rumah," kata Twitter dalam email yang dikutip dari Economic Times.

Sebelum Musk menutup seluruh operasi di di kantor Twitter, miliarder kondang ini sempat mendapat gugatan publik atau class action dari pengadilan federal San Francisco, karena dianggap melanggar undang-undang federal California.

Gugatan tersebut dilayangkan para karyawan Twitter yang terdampak PHK massal Elon Musk, pada Jumat tepatnya setelah para karyawan Twitter menerima email pemecatan.

 Mereka geram lantaran kebijakan Elon Musk bertentangan dengan undang-undang Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Federal (WARN) Amerika Serikat. Dimana dalam UU tersebut disebutkan bahwa perusahaan besar yang melakukan PHK massal wajib memberikan pemberitahuan 60 hari sebelumnya.

Meski kebijakan yang diberlakukan Musk mendapatkan respon negatif dari berbagai pihak, namun hal tersebut tak menyurutkan ambisi Elon Musk untuk memangkas pengeluaran Twitter selama krisis ekonomi berlangsung.

Selain melakukan PHK massal, Musk bahkan membocorkan rencananya untuk mengurangi biaya infrastruktur server dan layanan cloud mencapai 1,5 juta dolar AS tiap harinya.

Pengiklan Cabut Iklannya di Twitter, Elon Musk Rugi Besar

CEO Twitter, Elon Musk mengakui perusahaan media sosial yang baru diakuisinya ini mengalami penurunan pendapatan besar-besaran.

Kerugian itu, kata Elon Musk, diakibatkan banyaknya pengiklan yang hengkang dari Twitter.

Dalam cuitannya pada Jumat (4/11/2022), Elon Musk menyalahkan kelompok aktivis yang menekan para pengiklan, lapor CNBC. 

Padahal menurutnya, Twitter tidak mengubah strategi moderasi kontennya bahkan perusahaan telah melakukan "semua yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis."

Musk tidak merinci besaran kerugian yang diderita media sosial berlambang burung biru ini.

Sebelumnya, Twitter dilaporkan telah memecat atau memberhentikan sekitar 50 persen karyawannya sejak diakuisisi Elon Musk pada 28 Oktober.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah perusahaan memutuskan menghentikan sementara iklannya di Twitter dan menunggu perubahan platform tersebut di bawah kepemimpinan Elon Musk.

Audi, General Motors, General Mills, dan Pfizer termasuk di antara pihak yang menghentikan iklan.

Diketahui, iklan menyumbang 90 persen dari pendapatan Twitter.

United Airlines menangguhkan iklannya di Twitter awal pekan ini, kata juru bicara maskapai itu pada hari Jumat.

Baca juga: Harga Tomat Naik di Lampung Barat jadi Rp 15 Ribu/kg Akibat Cuaca

Baca juga: Pemkab Lampung Barat Buka Pendaftaran Guru PPPK, Siapkan 55 Kuota

Musk juga telah melakukan PHK terhadap setengah dari total karyawan raksasa media sosial ini.

Twitter memberi tahu karyawannya pada Kamis (3/11/2022) malam melalui email.

Para karyawan yang terdampak mengaku pemutusan kerja dilakukan tanpa pemberitahuan yang jelas dan secara tiba-tiba, lapor Guardian. 

"Mengenai pengurangan karyawan Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan kehilangan lebih dari $4 juta/hari. Setiap orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, yang 50 persen lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum," cuit Elon Musk, Jumat (4/11/2022).

Yoel Roth, kepala keamanan dan integritas Twitter mengkonfirmasi laporan bahwa 50 persen dari 7.500 tenaga kerja global perusahaan terimbas PHK.

Beberapa staf mengaku tidak bisa mengakses laptop, Gmail perusahaan dan Slack sejak hari Jumat.

Seorang karyawan mengaku platform turut terdampak operasionalnya karena banyaknya karyawan yang tidak bisa mengakses sistem imbas PHK massal.

Khawatir Ujaran Kebencian Meningkat

Awal pekan ini Musk, yang sekarang menyebut dirinya "Chief Twit", bertemu dengan sejumlah pemimpin organisasi masyarakat sipil untuk mengatasi kekhawatiran tentang ujaran kebencian dan informasi yang salah terkait pemilu di platform.

Sejak Musk mengambil alih, troll dan fanatik online menyerbu Twitter, dan ujaran kebencian melonjak di platform.

Musk juga sempat menulis cuitan tentang teori konspirasi yang tidak berdasar dan anti-LGBTQ tentang invasi rumah dan penyerangan terhadap Paul Pelosi, suami Ketua DPR Nancy Pelosi.

Beberapa organisasi pada Selasa lalu menandatangani surat terbuka kepada pengiklan Twitter agar menangguhkan iklannya jika Musk gagal menegakkan standar keselamatan perusahaan dan pedoman komunitas.

Pengiklan di Twitter meningkat antara April dan Mei, ketika rencana Musk untuk membeli Twitter diumumkan.

Jumlah rata-rata pengiklan di platform turun dari 3.900 di bulan Mei menjadi 2.300 di bulan Agustus.

Twitter memiliki 2.900 pengiklan pada bulan September.

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved