Berita Lampung

Petani di Lampung Selatan Tewas Tertimpa Gubuk Tempatnya Berlindung dari Hujan

Tidak diduga bangunan gubuk yang dijadikan tempat perlindungan ini justru membawa bencana bagi petani di Lampung Selatan.

Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Petani di Lampung Selatan meninggal dunia setelah tertima gubuk tempatnya berlindung dari hujan, Sabtu (17/12/2022) malam. Gubuk yang reot itu roboh tersapu angin kencang yang melanda wilayah setempat. 

"Korban jiwa satu orang atasnama Darmo (40) alamat Dusun Air Panas, Desa Rulung Helok," kata Dulkahar, Sabtu malam.

Dulkahar menambahkan, berdasarkan laporan petugas, tercatat ada 30 rumah mengalami rusak berat dan 82 rumah rusak ringan.

Di desa Branti Raya, kata Dulkahar, terdapat 112 rmh rusak

Lalu, rumah rusak juga terdapat desa relung helok, desa Natar, desa Mandah.

"Rumah rusak di desa relung Mulya kurang lebih 20 rumah, di Desa Candimas satu rumah rusak berat, 5 rumah lainnya rusak sedang, dan 28 rumah rusak ringan, total ada 34 rumah yang rusak," katanya.

Selain rumah rusak, kata Dulkahar, angin kencang juga merusak infrastruktur yakni jaringan PLN listrik padam di desa relung helok.

Kebun karet, ladang singkong dan jagung rubuh terhempas angin kencang terkena imbas angin kencang dan hujan es di Natar tersebut.

Dulkhar mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan dan evakuasi oleh petugas gabungan baik destana desa, aparatur desa dan kecamatan, UPT PU dan BPBD, Babinsa, basarnas dan camat.

Lanjut Dulkahar, masyarakat dan petugas gabungan melakukan pembersihan puing puing setelah kejadian.

Dulkahar menyebut kendala di lapangan, kurangnya peralatan untuk evakuasi pohon tumbang dan memotong batang pohon yg menimpa rumah.

Selain itu, menurut Dulkahar, kendala lainnya kurangnya penerangan jalan karena terjadi pemadaman lampu hingga malam.

Sehingga, kata Dulkahar, pemadaman lampu itu memperlambat proses pembersihan puing-puing di desa relung helok.

Dulkahar menyebut perlu pengerahan sumber daya untuk membersihkan puing puing setelah kejadian agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat dan warga terdampak bencana.

Selain itu, Dirinya berharap dapat bantuan asbes untuk masyarakat yg atap rumahnya rusak terbawa angin.

Dirinya juga memerlukan pengobatan sementara untuk korban luka luka.

Dulhakar mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada.

"Berdasarkan peringatan dini BMKG bahwa cuaca ektrim masih berlangsung sampai dengan Januari 2023 yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi," tandasnya.

( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved