Pemkot Bandar Lampung

Sepanjang Tahun 2022, Diskes Bandar Lampung Catat Ada Tujuh Kasus Campak

Sepanjang tahun 2022 lalu, Diskes Pemkot Bandar Lampung hanya temukan 7 kasus campak. Jumlah ini relatif minim.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah
Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bandar Lampung Desti Mega Putri saat ditemui di kantornya. Dinas Kesehatan Pemkot Bandar Lampung sebut hanya ada 7 kasus campak sepanjang tahun 2022 lalu. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan ( Diskes ) Pemkot Bandar Lampung, Provinsi Lampung mencatat hanya ada tujuh kasus campak sepanjang tahun 2022 lalu.

Jumlah temuan kasus campak tersebut relatif kecil.

Pasalnya, Diskes Pemkot Bandar Lampung, Provinsi Lampung melakukan sampel pada 136 orang anak.

Jumlah kasus campak di Bandar Lampung ini tentunya menjadi kabar gembira.

Pasalnya secara nasional, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sepanjang tahun 2022 lalu, kasus campak mengalami kenaikan 32 kali lipat.

Baca juga: Pemkot Bandar Lampung Lakukan Seleksi Terbuka 8 OPD yang Dijabat Plt Akhir Januari

Baca juga: Kasus Campak di Metro hingga Juli 2022 Nihil, Diskes Imbau Masyarakat Tetap Ikuti BIAN

 Plt Kepala Diskes Pemkot Bandar Lampung Desti Mega Putri mengatakan, dalam rangka terus menekan kasus campak di kota ini, pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan.

"Upaya yang dilakukan oleh dinas kesehatan salah satunya lewat optimalisasi imunisasi sebagai salah satu upaya pencegahan," kata Desti, Selasa (24/1/2023).

Imunisasi rutin ini dimasifkan kepada bayi, balita termasuk imunisasi Kejar dan BIAS campak pada anak sekolah kelas 1 SD dan sederajat.

Diakuinya, yang terkena penyakit campak biasanya adalah anak usia sekolah.

"Dari hasil sampel yang kami terima, usia yang terkena campak adalah 2 tahun, 4 tahun, 5 tahun, dan 11 tahun. Ada juga kasus campak di usia 18 tahun," urainya.

Dikatakannya, penyebab penyakit campak adalah virus measles dan virus rubella.

Gejala yang dialami meliputi demam, badan ruam atau bintik bintik merah, batuk dan pilek.

"Ketika ditemukan kasus dengan gejala tersebut, tentu dilakukan pengambilan sampel," ujarnya.

"Hasilnya dikirim ke dinas kesehatan provinsi dan dilanjutkan ke pusat," sambung dia.

Selain mengoptimalkan upaya pencegahan, pihaknya juga mendorong para orangtua agar memiliki kesadaran untuk melengkapi imunisasi pada bayi, balita dan anaknya yang masih usia sekolah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved