Liputan Khusus

Superblok di Bandar Lampung Bisa Geser Pasar Online

Pengamat Ekonomi dari CURS, Erwin Octavianto adanya Superblok di Bandar Lampung bisa menggantikan pasar online asalkan harga murah juga.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Tri Yulianto
(Tribun Timur/Muhammad Abdiwan)
Ilustrasi Tenaga promosi berpose di maket bangunan Superblok. Adanya Superblok bisa menggeser pasar online dengan syarat barang yang dijual juga murah. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi dari CURS, Erwin Octavianto adanya Superblok di Bandar Lampung bisa menggantikan pasar online. 

Menurut Erwin Octavianto, hal itu bisa terwujud apabila Superblok di Bandar Lampung mampu menjual barang dengan harga murah. 

Kemudian Superblok di Bandar Lampung bisa lebih tumbuh lagi jika rutin adakan festival kuliner.  

Erwin Octavianto berpendapat, adanya Superblok sebagai alternatif karena saat ini masyarakat memiliki kecenderungan berbelanja secara online dibandingkan datang langsung.

Terlebih bisa mendapat harga yang lebih murah dengan kondisi barang yang sama.

Di lihat sisi lainnya, keberadaan festival kuliner turut menghadirkan warna tersendiri yang mempunyai pasar tak kalah ramai.

Baca juga: Investasi Pembangunan Superblok di Way Halim Capai Rp 2 Triliun, Bakal Dibangun 62 Lantai

Ini memberikan sebuah kesempatan bagi pelaku usaha untuk bersaing di tengah masifnya kehadiran ritel dan mall modern di luar kemudahan belanja secara online.

Namun satu hal yang belum tergantikan adalah keberadaan pasar tradisional yang tetap memiliki magnet tersendiri karena belum banyak yang bisa tergantikan secara online.

Apalagi yang dijual di pasar tradisonal memang tidak dalam bentuk ritel atau partai besar, tapi lebih ke skala kecil atau UMKM. 

Menurut Erwin Octavianto, Superblok di Bandar Lampung merupakan kesempatan untuk pengembangan perdagangan dan jasa. 

Dengan adanya Superblok di Bandar Lampung sektor perdagangan dan jasa bakal berkembang.

Dalam penilaian Erwin Octavianto, kondisi perkembangannya saat ini juga cukup baik.

"Pernah juga kami melakukan kajian ekonomi regional di 2015, menganalisa terkait dengan potensi, peluang investasi, hingga kegiatan-kegiatan perekonomian di Kota Bandar Lampung," ujar Erwin. 

Ia menambahkan, terkait kawasan perdagangan dan jasa memang harus dilihatnya masing-masing.

Kalau dari aspek perdagangan tentu ada output yang diperdagangkan yang kemudian berdampak pada ekonomi masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved