Berita Lampung

Kisah Rokaiyah Buruh Pemilah Getah Damar di Pesisir Barat Lampung, Lengketnya Getah Lekatkan Rezeki

Rokaiyah telah menjadi buruh serabutan dan memilah getah damar selama 25 tahun dan dijalaninya dari pagi hingga sore hari.

Penulis: saidal arif | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Rokayah sedang memilah damar mata kucing yang sudah dijalaninya sejak 25 tahun dan menjadi penghasilan untuk menambah pemasukan ekonomi keluarga. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Demi menyekolahkan anak-anaknya dan membantu perekonomian keluarga Rokaiyah (55) rela kerja jadi buruh serabutan memilah getah damar di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat Lampung.

Ternyata Rokaiyah telah menjadi buruh serabutan dan memilah getah damar selama 25 tahun dan dijalaninya dari pagi hingga sore hari.

Rokaiyah berkisah, setiap pukul 07.00 WIB bersama ibu-ibu lainya di Pekon Penengahan,  Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat Lampung sudah bergegas menuju gudang tempat pengepul damar untuk memilah getahnya.

Telapak tangan Rokaiyah yang nampak begitu kasar menjadi bukti betapa berat pekerjaan yang dilakoni menjadi buruh serabutan memilah getah damar. 

Gudang pengepul damar juga menjadi saksi bisu, di tempat ini mereka mengais rejeki untuk membantu meringankan beban keluarga dengan menjadi buruh.

"Kalau gak datang pagi takutnya kita gak kebagian lagi untuk memilah getah damar," ungkapnya, Minggu (29/1/2023).

Baca juga: Pelestarian Hutan Damar di Krui Lampung jadi Pengelolaan Hutan Rakyat Terbaik

Baca juga: Belum Stabil, Getah Damar di Pesisir Barat Lampung Masih Rp 14 Ribu per Kg 

Lengketnya getah damar yang masih bercampur dengan kayu itu dengan sabar ia pisahkan satu persatu.

Hingga getah damar tersebut menjadi bersih dan siap untuk dijual ke pengepul yang lebih besar.

Selain itu dirinya pun dituntut untuk mampu memisahkan getah damar yang great (kualitas) A, B, AB hingga C atau damar yang menjadi debu.

"Meskipun lengket dan berdebu kita harus tetap semangat bekerja biar gak jadi beban keluarga," katanya.

Dalam sehari dirinya mengaku, mampu memilah getah damar sebanyak 40 hingga 50 kilogram.

Setiap kilo getah damar yang berhasil dipilah itu dirinya diberi upah sebesar Rp 1 ribu per kilogram.

Dari pekerjaannya tersebut dalam sehari dirinya mampu memproleh penghasilan Rp 50 hingga 60 ribu perhari.

"Sebenarnya kalau penghasilan gak menentu kadang-kadang Rp 60 ribu kadang-kadang cuma Rp 30 ribu," bebernya.

Penghasilan tersebut ia gunakan untuk membantu meringankan kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.

Meskipun menjadi pemilah damar mata kucing bukanlah pilihan, namun kondisi ekonomi mengharusnya tetap bekerja sebab tidak ada pilihan pekerjaan lain di desanya tersebut.

Namun, meskipun begitu dirinya mengaku sangat bersyukur bisa menjadi pemilah damar mata kucing.

Sebab dari pekerjaannya itu dirinya bisa meringankan beban suaminya hingga mengantarkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi.

"Alhamdulillah dari pekerjaan ini anak yang pertama sekarang kuliah di Pringsewu jurusan kesehatan," ungkapnya.

Dikatakanya, tidak ada kendala yang dihadapi dalam memilah damar, hanya saja mereka harus memakai bedak pada bagian wajahnya, agar debu damar tersebut tidak lengket.

"Harus pakai baju lengan panjang celana panjang jilbab biar enggak lengket kalo kena kulit kalau debu enggak ada masalah udah biasa kita kena debu," ujarnya sambil becanda.

Dirinya mengaku, sedih dengan harga damar saat ini yang terus anjlok hingga Rp 14 ribu perkilogram.

Dikatakanya, pada tahun 2018 harga damar mata kucing di Pesisir Rp 48 ribu perkilogram.

Namun, kerena pandemi Covid-19 melanda harga damar terus merosot dan belum kembali normal.

"Kalau tahun 2018 sebelum Covid harga damar Rp 48 ribu, terus tahun 2021 turun jadi Rp 35 ribu, tahun 2022 turun lagi jadi Rp 11 ribu," ucapnya.

"Sekarang memang agak naik dikit cuma Rp 14 ribu perkilogram," sambungnya.

Baca juga: Dua Nelayan Pesisir Barat Lampung Hilang Dua Hari saat Cari Ikan

Baca juga: Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pesisir Barat Lampung Menurun pada Tahun 2022

Dirinya berharap pemerintah dapat membantu para petani damar untuk mengambalikan harga damar itu kembali normal.

"Harapan kita harga damar ini bisa kembali naik minimal Rp 30 ribu perkilogram," tutupnya.

(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif) 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved