Berita Lampung

Sebungkus Jajanan Undang Kebahagiaan di Ulang Tahun Penghuni Panti Sosial Srikandi Lampung Tengah

Yayasan Srikandi di Lampung Tengah menampung 220 orang dan menanggung kebutuhan makan serta kebutuhan lain seperti rayakan ulang tahun bersama.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
Suasana panti rehabilitasi di Yayasan Srikandi di Seputih Surabaya Lampung Tengah saat perayaan ulang tahun sala satu penghuni dengan pembagian sebungkug kue makanan ringan. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah Penghuni Yayasan Srikandi di Kampung Subang Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah duduk bersila di teras yang memanjang 20x3 meter.

Ekspresi penghuni panti sosial Srikandi di Kampung Subang Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah itu tampak gembira sambil habiskan waktu siang jelang sore pada Jumat (3/2/2023).

Tidak berapa lama setelah duduk bersama, tatapan mereka mengarah ke Ismiyati, pemilik panti sosial Srikandi di Kampung Subang Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah yang berdiri memegang mikropone.

Di hadapan para penghuni yang terdiri dari balita, gadis, remaja, ibu-ibu, dan pria dewasa, Ismiyati memberikan kejutan dengan berkata, "Hari ini ada yang berulang tahun, mari kita sama-sama rayakan dengan sukacita," katanya.

Sontak para pasien bersorak gembira sambil menunjukkan senyum terbaik mereka, pertanda senang mendengar kabar bahagia itu.

Ismiyati kemudian menggandeng tangan seorang wanita dan diajaknya berdiri menghadap rekan lain sesama penghuni panti rehabilitasinya.

Baca juga: Yayasan Srikandi Lampung Tengah Tampung 220 Orang Bermasalah Sosial

"Tepat hari Jumat, (3/2/2023), wanita tersebut kini genap berusia 33 tahun," kata Ismiyati selaku ibu asuh para penghuni panti.

Tak lama berselang, terdengar suara lagu selamat ulang tahun terdengar dari sebuah sound system di dalam ruangan.

Para pasien yang kaget sontak berteriak "Hore..." sambil bertepuk tangan, pertanda acara segera dimulai.

Ismiyati senyum sambil mengamati mereka, ada yang tertawa, ada yang berjoget sambil duduk, ada yang senyum, dan para balita berlari kegirangan sangking turut merasakan bahagia.

"Hey-hey ayo duduk lagi yang rapi," ujar Ismiyati melalui mikrophone, meminta para pasien yang berhamburan untuk kembali duduk dengan tenang.

Dengan suka cita, Ismiyati memanjatkan doa untuk yang berulang tahun dengan mata tertutup dan khidmat. Diikuti oleh para pasien yang berseru "Aamiin..." sambil menengadahkan tangan.

Suara Ismiyati dan seruan "Aamiin.." dari pasien saling bersahutan hingga doa selesai.

Seketika beberapa pasien meneriaki Ismiyati sambil meminta kue hadiah ulang tahun.

"Mana kuenya, mana kuenya, mana kuenya sekarang juga," ujar puluhan pasien bersorak.

Dengan senyum di wajahnya, tangan kanan Ismiyati kemudian meraih sekantong plastik berisikan puluhan plastik kecil berisikan jajanan ringan, lalu menghampiri para pasien.

Barisan duduk para pasien yang sebelumnya rapih memanjang, seketika berubah menjadi lingkaran mengerumuni Ismiyati.

Seisi teras panti dipenuhi senyuman saat Ismiyati membagikan plastik kecil bingkisan untuk para pasien.

Satu demi satu Ismiyati berikan bingkisan tanpa menanggalkan senyum di wajahnya.

Para pasien saling adu mengulurkan tangan menengadah siap menerima sebuah plastik kecil hadiah dari ulang tahun temannya itu.

Pasien yang telah menerima bingkisan itu kemudian membukanya, terlihat bingkisan plastik tersebut berisikan empat bungkus makanan ringan yang terikat dalam satu rangkai.

Terlihat bahagia Ismiyati dan para pengurus Yayasan melihat para pasien mulai memakan satu persatu makanan tersebut.

Ada yang sambil duduk di lantai, ada balita yang sambil bercanda, ada yang menyendiri di sudut teras, ada yang saling pangku, semua pasien mendapatkan jatahnya masing-masing.

Terlihat Ismiyati yang tadinya senyum, kini tak kuasa menahan air mata yang jatuh ke pipinya, tanda kebahagiaan dari perayaan sederhana tersebut.

Itulah sepenggal kegiatan dari serangkaian aktivitas Ismiyati dan pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Srikandi Bandar Surabaya bersama pasien sejak 2004, hingga kini memasuki tahun ke-19 Yayasan Srikandi berdiri.

Sebanyak 220 pasien rehabilitasi atau binaan yang ada saat ini, mewarnai keseharian Ismiyati dan 17 pengurus yayasan.

Mulai dari ODGJ, Balita dan Tunawisma, Gelandangan, ODMK (Orang Dalam Masalah Kejiwaan) atau stress hilir mudik saling berinteraksi di panti yang terdiri dari 2 bangunan itu.

Saat ditemui Tribunlampung.co.id di kantor administrasi, Ismiyati yang mengenakan kerudung putih dengan busana batik menyambut dengan ramah.

Di dinding kantor administrasi terpanjang puluhan foto dirinya bersama pengurus lainnya tersenyum di depan kamera di berbagai acara.

"Inilah salah satu bentuk rasa syukur kami bisa menjalankan Yayasan Srikandi, dari mulai berdiri hingga saat ini," ujarnya kepada Tribunlampung.co.id sambil memegang buku administrasi pasien jenis folio F4.

Sembari mengobrol, Ismiyati terlihat sedang mendata pasien yang baru datang dari Pulau Jawa.

Dengan pandangan ke arah buku dan sambil menulis, Ismiyati mengatakan dengan lembut.

"Ya beginilah keseharian kita di yayasan, selalu ramai," tuturnya.

Dari luar ruangan, terlihat pasangan suami istri bersama anaknya mengantarkan seorang pria paruh baya memasuki kantor.

Kantor yang tadinya hanya berdua, kini ramai dipenuhi enam orang termasuk Ismiyati.

Juga hilir mudik seorang balita memegang dot berlari keluar masuk kantor.

"Kami hendak mengantarkan kakak kami, semoga diterima," kata seorang pria membuka percakapan memecah keheningan.

Dirinya beserta istri dan anaknya mendatangi Yayasan Srikandi lantaran tak tau harus berbuat apa kepada kakaknya.

Pria tersebut berkata bahwa kakaknya mengalami ODMK, sebelumnya dia (kakak) adalah pemilik perusahaan.

"Kakak saya diceraikan sang istri, lepas dari pekerjaan, dan kini mengalami gangguan kejiwaan" ujar Pria itu kepada Ismiyati di ruang administrasi.

Kepada mereka, Ismiyati mengatakan, sepenuhnya Yayasan Srikandi membuka pintu bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.

Namun, lanjutnya, harus ada persetujuan dari pengantar pasien untuk tidak menuntut apapun dari pihak yayasan.

"Jika pihak pengantar menyetujui, kami terima dengan tangan terbuka, dan sepenuhnya kami tidak memaksa," katanya.

Dengan tangan yang masih menulis, Ismiyati menjelaskan bahwa dirinya dan seluruh pengurus Yayasan Srikandi sepenuhnya bertujuan untuk ibadah.

Lalu, pandangan Ismiyati menusuk pria tersebut dan mengatakan, tapi pihak keluarga diharap untuk tidak menuntut pihak yayasan untuk hal apapun.

Dengan mimik serius Ismiyati berkata, sebab Yayasan Srikandi berupaya semaksimal yang bisa untuk melakukan yang terbaik.

Dan disini kami memberikan kepedulian selayaknya manusia.

"Yayasan Srikandi untuk memanusiakan manusia," ujar Ismiyati yang sedari tadi mendominasi percakapan.

Tanpa rasa ragu, pria itu dengan sepenuh hati menerima syarat tersebut dan mengatakan bahwa dirinya dan keluarga bersedia menuruti syarat tersebut.

Baca juga: Istri dan Anak yang Disekap Suami di Bandar Lampung Direhabilitasi ke Lampung Tengah

"Sebab kami tidak tahu lagi harus berbuat apa," katanya.

Ismiyati kemudian menatap pasien barunya dan tersenyum sambil mengesahkan pasien baru di Yayasan Srikandi itu.

(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved