Berita Lampung

Geger, Warga Pesisir Barat Temukan Penyu Lekang Terdampar dengan Berbobot 55 Kilo

Seekor penyu lekang berukuran besar ditemukan warga terdampar di Pantai Sukarame, Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat Lampung.

|
Penulis: saidal arif | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Penyu lekang ditemukan terdampar di Pesisir Barat panjangnya mencapai 60 cm dengan bobot sekitar 55 kilogram. 

"Mereka menyerahkan Penyu ini kepada kami untuk di evakuasi ke penangkaran," sambungnya.

Saat ini Penyu lekang tersebut masih dalam perawatan proses penyembuhan. 

Namun, karena keterbatasan peralatan dan tidak ada dokter hewan, satwa langka tersebut dirawat seadanya dengan cara tradisional.

Pihaknya tidak bisa memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan tersebut.

Saat Tribunlampung.co.id menyambangi tempat penangkaran Penyu di Taman Konservasi Penyu Muara Tembulih.

Nampak kondisi Penyu tersebut sangat memprihatinkan, selain terdapat luka berlubang di kepala satwa dilindungi tersebut kondisinya semakin lemas.

Sebab, saat para pengelola memberikan pakan Penyu itu terlihat tidak bernafsu untuk menyantapnya.

Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian hewan langka yang satu ini.

Termasuk menyediakan dokter hewan untuk merawatnya. Terlebih dari tujuh jenis Penyu yang ada di seluruh dunia empat diantaranya ada di Pesisir Barat.

Jenis Penyu yang ada di perairan Pesisir Barat yaitu Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau dan Penyu Belimbing.

"Sepanjang tahun 2022 sudah dua kali kejadian Penyu ini terdampar di pantai Pesisir Barat, Penyu yang terdampar itu berjenis Penyu hijau dan Penyu lekang," bebernya.

Setiap tahun jumlah Penyu ini diperkirakan semakin berkurang. Ada banyak faktor yang menyebabkan keberadaan Penyu langka ini terus menurun.

Di antaranya dimakan oleh predator termasuk oleh manusia dan perubahan iklim yang terjadi.

Untuk diketahui, keberadaan Penyu ini sangat penting untuk kesehatan lingkungan dan ekosistem laut. 

Sebab jika ekosistem seimbang maka akan menciptakan hewan laut yang baik untuk dikonsumsi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved