Berita Lampung

Aksi di UIN Lampung Ricuh, Mahasiswa Bentrok dengan Satpam

puluhan peserta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) itu menyampaikan aspirasi terkait adanya dugaan pungli.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok Mahasiswa UIN
Aksi di kampus UIN Raden Intan Lampung berlangsung ricuh, Kamis (25/5/2023). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Aksi demo di kampus UIN Raden Intan Lampung berlangsung ricuh, Kamis (25/5/2023).

Bahkan, aksi itu berujung pada pemukulan terhadap mahasiswa yang diduga dilakukan oleh oknum satpam.

Dalam aksi unjuk rasa itu, puluhan peserta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) itu menyampaikan aspirasi terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kampusnya.

Camelia Carmilita, ketua Korps PMII Putri (Kopri) UIN Raden Intan, menjelaskan, kericuhan bermula saat sejumlah mahasiswa melakukan aksi dengan mengelilingi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sembari menyampaikan aspirasi.

Lalu mahasiswa yang berjumlah sekitar 30 orang itu menuju halaman rektorat untuk menyampaikan orasi.

Baca juga: Warga Bandar Lampung Nyaris Ricuh Gegara Berebut Ayam Gratis Zulkifli Hasan

Baca juga: Demo UU Cipta Kerja Bandar Lampung, 48 Mahasiswa Diamankan Polisi

Adapun tuntutan yang disampaikan mahasiswa di antaranya terkait adanya indikasi pungli yang terjadi di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

"Isi tuntutan kami itu terkait adanya dugaan pungli di Tarbiyah, dimana setiap siswa yang akan melakukan sidang skripsi dimintai uang," ujar Camelia, Jumat (26/5/2023).

"Untuk di jurusan Pendidikan Agama Islam, mahasiswa kalau tidak salah diminta membayar sebesar Rp 300 ribu-Rp 400 ribu setiap mau sidang skripsi. Padahal kalau di aturan yang ada, mahasiswa itu cuma wajib bayar UKT (uang kuliah tunggal) saja," jelasnya.

Sesampainya di depan gedung rektorat, terus Camelia, peserta aksi sempat disambut dengan baik oleh satpam kampus.

Namun, mahasiswa merasa kaget lantaran jumlah satpam yang melebihi peserta demo.

"Kemudian korlap (inisial A) langsung mengambil alih untuk melakukan orasi dan menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke depan gedung rektorat," imbuhnya.

Menurut Camelia, karena situasi siang itu cukup panas, mahasiswa meminta satpam yang ada di lokasi agar memperbolehkan mereka menyampaikan orasi di teras rektorat.

Namun, hal tersebut mendapat penolakan dari satpam.

"Sebagian satpam ada yang ikut ke tempat yang panas, tapi masih ada beberapa satpam yang masi tetap berteduh," imbuhnya.

Kemudian mahasiswa pun melanjutkan orasi dengan posisi duduk di depan gedung rektorat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved