Liputan Khusus

Fenomena Maraknya Nasi Kucing di Bandar Lampung, Sebulan Omzet Puluhan Juta

Tak hanya jadi tempat nongkrong, angkringan di Bandar Lampung juga menawarkan berbagai hiburan untuk menarik minat pengunjung.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Nasi kucing alias angkringan yang dulunya menyasar konsumen kantong pas-pasan, kini menjelma jadi tempat nongkrong anak muda di Bandar Lampung. Angkringan di Bandar Lampung pun menyebar luas di berbagai ruas jalan. 

Salah satu pelayan Angkringan Pahlawan Andre menuturkan, animo milenial yang berkunjung ke angkringan saat ini terus meningkat.

"Alhamdulillah lah semakin kesini semakin rame. Kaya udah jadi tren tongkrongan aja," kata dia.

Di Atas Rp 100 Ribu

Pengunjung yang bertandang ke Kance Angkringan, di setiap mejanya mampu menghabiskan sekitar Rp 100 ribu ke atas.

Untuk konsumennya sendiri rata-rata dari mahasiswa anak indekos, orangtua, hingga para PNS.

"Kalau awalnya kami merintis sangat sepi dan hanya ada beberapa orang saja datang ke tempat kami. Makanya kami terus melakukan upgrade. Jika tadinya hanya lesehan, sekarang kami menggunakan kursi," kata Ferdi.

"Dengan kami membuka tempat usaha ini, kami ingin memberikan kesempatan bagi yang tidak memiliki pekerjaan agar terbantu perekonomiannya. Saat ini kami sudah ada tujuh karyawan," kata Ferdi.

Ferdi mengatakan, angkringan Kance setiap bulannya mampu mencapai omzet sekitar Rp 55 juta.

"Sampai saat ini kami baru satu cabang dan rencana ada niatan untuk membuka cabang lagi," tambah warga Kecamatan Tanjungkarang Pusat ini.

Sementara di Angkringan Jamal, setiap meja yang ada, rata-rata transaksinya lebih dari Rp 100 ribu ke atas.

"Alhamdullah baru buka sebulan sudah banyak pengunjung yang datang menggunakan mobil," imbuhnya.

"Sampai saat ini, kami tetap eksis dan stabil dengan jumlah pengunjung permalam bisa sampai 300 orang dengan keuntungan setiap bulan mencapai Rp 15 juta," kata Deni.

Pihaknya saat ini baru memiliki satu cabang dan ke depannya, berencana mau buka cabang.

"Kedai kami bukan dari pukul 18-00.00 WIB setiap malamnya. Kalau kelebihannya di Jamal yakni makanan kami murah dengan live musiknya keren-keren penyanyinya serta tempatnya nyaman," imbuhnya.

Sementara di Waroeng Sunshine untuk pengunjung ramainya weekend dengan jumlah 50-100 orang setiap malamnya dan belanja per meja terdiri dari empat orang bisa mencapai Rp 50-100 ribu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved