Liputan Khusus

Fenomena Maraknya Nasi Kucing di Bandar Lampung, Sebulan Omzet Puluhan Juta

Tak hanya jadi tempat nongkrong, angkringan di Bandar Lampung juga menawarkan berbagai hiburan untuk menarik minat pengunjung.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Nasi kucing alias angkringan yang dulunya menyasar konsumen kantong pas-pasan, kini menjelma jadi tempat nongkrong anak muda di Bandar Lampung. Angkringan di Bandar Lampung pun menyebar luas di berbagai ruas jalan. 

Waroeng Sunshine sendiri memiliki harga makanan dan minuman yang cukup terjangkau.

Gama mengatakan, pengunjungharus menjajal menu yang paling recomended yakni nasi bakar dan sate obonk untuk makanannya dan untuk minuman bandrek. "

Alhamdulillah kami omzetnya sebulan Rp 40-50 juta sebulannya dengan tiga orang karyawan yang menemaninya," tambah Gama.

Sedangkan Iqbal dari Angkringan Santuy menfgatakan, biasanya satu orang di tempatnya menghabiskan Rp 50 ribu.

"Banyak sih yang bawa mobil datang ke sini, ngopi, maka mi dan lain-lain. Ya satu orang ngabisin Rp 50 ribu lah kadang ada juga yang lebih," kata dia.

Iqbal menuturkan, semalam saja omzet yang dia bawa pulang bisa mencapai Rp 800 ribu.

"Ya Alhamdulillah sih kadang ya Rp 800 ribu ada kalo semalem," tambahnya.

Live Musik

Owner Angkringan Kance, Ferdi Darma Indrawan mengatakan, ia bersama sang kakak sejak 13 bulan lalu sudah menggunakan konsep live music untuk menarik pengunjung datang ke angkringan miliknya.

"Sesuai nama kami, Kance yang berarti teman atau sahabat. Artinya siapapun atau semua orang bisa masuk ke angkringan kami yang berada di seberang Makorem 043 Gatam," kata Ferdi saat diwawancara Sabtu (10/6), di sela-sela melayani konsumennya.

Ferdi mengatakan, live musik mulai tampil pukul 20.00-23.00 WIB setiap harinya. Harapannya, kata dia, para pelanggan tetap betah menikmati sajian yang dihadirkan.

Ia mengatakan, selain mendengar musik, pembeli bisa menikmati makanan di angkringan Kance dengan harga terjangkau.

"Kami menjual sate-satean dari jeroan ayam hanya Rp 3.000 per tusuk hingga minuman ringan Rp 10 ribu. Lalu menu lainnya seperti roti bakar dengan harga yang terjangkau," kata Ferdi.

Hal senada juga dikemukakan Deni Pramana, owner Jamal.

Ia mengatakan, sejak membuka usahanya pada 12 November 2021, ia menyuguhkan konsep live akustik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved