Berita Lampung

Jagung dan Ubi Bisa Jadi Potensi Ketahanan Pangan Lokal Lampung Timur

Dirjen Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI menilai komoditi jagung dan singkong menjadi potensi pangan di Kabupaten Lampung Timur.

Penulis: Yogi Wahyudi | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Yogi Wahyudi
Bimbingan Teknis Disverivikasi pemanfaatan serelia lokal untuk solusi ketahanan pangan nasional di Lampung Timur, Jumat (4/8/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Timur - Dirjen Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI menilai komoditi jagung dan singkong menjadi potensi pangan di Kabupaten Lampung Timur.

Perwakilan Dirjen Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI, David Apriyanto mengatakan, Lampung Timur memiliki potensi pangan lokal.

"Kita punya banyak potensi pangan lokal, ada jagung yang bisa jadi beras jagung bisa jadi emping," ungkapnya saat Bimbingan Teknis Disverivikasi pemanfaatan serelia lokal untuk solusi ketahanan pangan nasional di Lampung Timur, Jumat (4/8/2023).

Selain itu, menurutnya, kacang-kacangan juga bisa menjadi potensi.

"Ada kacang-kacangan, kacang hijau, kacang koro, kacang kedelai. Ada juga ubi, ubi singkong, ubi jalar, porang, ada juga sorgum," paparnya.

Ia menyebutkan, sorgum juga bisa menjadi potensi pangan lokal.

Pihaknya sangat mendukung agar diversifikasi ini bisa terjadi.

"Kali ini mendukung atau mendorong supaya diversifikasi ini bisa terjadi, dengan kondisi global boiling," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga menyebutkan, kebutuhan beras secara nasional mengalami peningkatan.

"Sementara kebutuhan beras kita meningkat terus, seiring dengan jumlah penduduk, diprediksi kalau tahun 2024 diperbiarkan jumlah penduduk sebanyak 280 juta jiwa," lanjutnya.

"Dari itu, pasti kebutuhannya tidak lagi 31 ton per petani, pasti naik lagi," sambungnya.

Sementara anggota DPR RI, dapil Lampung II, Dwita Ria Gunadi mengatakan, harus ada pergantian atau diversifikasi.

"Untuk serealia, harus diversifikasi, harus ada pergantian di penggantian. Kalau nggak ada padi kita makan jagung, kalau habis jagung kita bisa makan sorgum," sebutnya.

Ia juga berharap agar singkong data diolah menjadi bentuk beras atau bentuk lainnya sebagai pengganti.

"Singkong jangan juga lihat ada di meja, tapi bagaimana singkong itu diolah lebih lanjut bisa dalam bentuk beras, bisa juga dalam bentuk tepung bisa juga dalam bentuk tiwul ya, itulah salah satu penggantinya,

"Ini tentu salah satu upaya kita untuk bagaimana Provinsi Lampung melakukan percepatan tanam supaya kita cepat panen," pungkasnya. (Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi)
 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved