Liputan Khusus
Harga Kopi Naik, Petani di Lampung Bersyukur Meski ProduksinyaTurun
Menurunnya produksi kopi di Lampung mengakibatkan sedikitnya pasokan barang yang berpengaruh pada kenaikan harga.
"Cuaca sekarang tidak menentu kadang sangat panas tapi tiba-tiba bisa terjadi hujan deras," ujarnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan petani kopi di Kawasan Register 19, Gunung Betung Kabupaten Pesawaran, Neri Gustian. Ia mengatakan, produksinya hanya separuh dari hasil tahun 2022.
Ia menjelaskan, hasil panen kopi Robustanya tahun lalu 8-10 ton. Namun tahun ini hanya 4-5 ton saja. “Ya, ada penurunan yang signifikan pada musim kemarau saat ini,” ungkap Neri, Minggu (12/11).
Menurunnya hasil panen itu karena kebun kopi miliknya mengalami kekurangan air. Sehingga tanaman tidak berbuah maksimal. Selain itu banyak pohon kopi yang mati kekeringan.
“Kopi yang mau dipanen hanya berbiji satu, dan itu tidak seperti biasanya, bukan dua tapi cuma sebelah,” ujarnya.
Hal itu juga dirasakan oleh Saiful, warga Desa Gedong Tataan. Ia mengaku terpaksa memanen dini buah kopi karena kekeringan.
“Produksi Kopi anjlok karena kemarau. Sebelumnya sudah jelas pendapatan sekian-sekiannya, sekarang blur dan tak jelas,” ucap Saiful. (bob/sai/yog/oky/dic/Tribunlampung.co.id)
695.962 Usaha Sudah Pakai QRIS, di Lampung Tumbuh 27,80 Persen per Tahun |
![]() |
---|
Kendaraan ODOL Picu Jalan yang Sudah Diperbaiki di Lampung Cepat Rusak |
![]() |
---|
Gubernur Lampung Target Jalan Mantap 98 Persen Lima Tahun ke Depan |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Targetkan 52 Ruas Jalan Diperbaiki Tahun Ini |
![]() |
---|
Dulu Kubangan Kini Beton, Progres Perbaikan Jalan Provinsi di Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.