Liputan Khusus

Harga Kopi Naik, Petani di Lampung Bersyukur Meski ProduksinyaTurun

Menurunnya produksi kopi di Lampung mengakibatkan sedikitnya pasokan barang yang berpengaruh pada kenaikan harga.

Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Ilustrasi kopi. Petani kopi di Lampung bersyukur harga naik meski produksi turun. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Harga kopi di Lampung naik akibat menurunnya produksi kopi imbas El Nino.

Menurunnya produksi kopi di Lampung mengakibatkan sedikitnya pasokan barang yang berpengaruh pada kenaikan harga.

Baca juga: Imbas El Nino Produksi Kopi di Lampung Turun Drastis, Tanaman Mati Kekeringan

Baca juga: Belum Ada Bantuan Buat Petani Kopi yang Terdampak El Nino di Tanggamus

Neri, petani kopi di Kabupaten Pesawaran Lampung mengungkapkan, harga saat ini Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram (kg). Sebelumnya, paling tinggi Rp 25 ribu per kg.

Ia menjual panen kopinya ke tengkulak. Menurutnya, banyak petani tidak memiliki modal sebagai kebutuhan biaya operasional tanam. Sehingga, ini diibaratkan sebagai tanam saham dari tengkulak kepada petani.

“Dengan demikian, sistem hasilnya adalah tengkulak menyediakan pupuk dan kebutuhan pangan, lalu setelah panen dan dijual akan dipotong dari jumlah berapa kebutuhannya,” jelasnya.

Madian, petani kopi Pesisir Barat masih bersyukur meski panen berkurang namun harga kopi melonjak.

"Tahun kemarin hasilnya banyak tapi harganya murah cuma Rp 20 ribu/kg. Sekarang hasilnya sedikit tapi harganya jadi Rp 40 ribu," bebernya. Ia menjual hasil panennya kepada pengepul yang ada di daerah setempat.

Andri, petani kopi di Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat mengatakan, harga kopi masih stabil di kisaran Rp 35-38 ribu per kg. Ia menjual hasil kopinya kepada agen-agen besar yang ada di kecamatan setempat.

Sementara Alek Mahad, petani kopi di Way Kanan mengaku harga hari ini (Minggu) Rp 35.500/kg. Pada Juni lalu harga sempat Rp 39.500/kg. Ia biasa menjual ke tengkulak.

Tanaman Kopi Mengering

Zhakariya termenung memadang kebun kopinya di Pekon Ngarip Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus. Hampir sebagian besar tanaman kopi mengering, daun-daun rontok, dan buah kopi tidak bisa dipanen karena kering.

Hal serupa dialami petani kopi di Kabupaten Lampung Barat, Way Kanan, Pesisir Barat, dan Pesawaran. Di Lampung Barat, bukan saja tanaman yang sudah siap panen, pohon kopi yang masih muda jadi mati akibat kekeringan beberapa bulan terakhir di Lampung.

Di Kabupaten Way Kanan, kebun kopi milik Alek Mahad seluas dua hektare juga mengalami kekeringan. Daun-daun kopi menguning, layu, bahkan ada yang menghitam akibat terpapar sinar matahari berlebih. Buah kopi pun tidak merata. Batang kopi terpaksa digantungi bekas botol air mineral yang telah dibolongi agar bisa memberikan air kepada tanaman.

Produksi Turun

Para petani mengaku produksi kopi menurun drastis tahun ini sebagai akibat kemarau panjang Elnino. Penurunan bisa mencapai 50-60 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved