Berita Lampung

Kisah Anggota Paskibraka Asal Lampung, Mutia Anak Buruh Pasir Asal Lampung Tengah

Menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara tiap tanggal 17 Agustus adalah impian dari tiap pelajar di Indonesia.

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/fajar ihwani sidiq
ORANGTUA - Mutia Alvanie bersama kedua orangtuanya di kediamannya di Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah, Senin (24/6). 

Kemudian barulah dia mengetahui bahwa anaknya lolos seleksi nasional.

"Saya baru pulang nguli pasir, dia langsung jabat tangan saya," ujarnya.

Karnain mengaku sangat terharu karena selama bersekolah, putri kesayangannya itu tidak pernah mengeluh dan meminta apapun dengan memaksa.

Terlebih Mutia berangkat dari keluarga seorang kuli pasir.

Kendati demikian, ia berupaya sepenuhnya mendukung dan mengupayakan kebutuhan anak bungsunya itu.

"Mutia punya cita-cita setelah lulus mau jadi polwan dengan jalur Akpol. Saya bangga dan dukung sepenuhnya," tuturnya.

Mutia sendiri merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang memiliki juluk (gelar) Rajo Mupun dan merupakan putri dari pasangan Karnain dan Apriyanti.

Mutia memiliki motto yang selalu memotivasinya yakni, 'Never stop to learn and always trying my best'.

Menurutnya, motto tersebut selalu diterapkan ketika sedang berlatih di sekolah.

“Percaya dengan proses maka percaya juga dengan hasil,” imbuh gadis dengan tinggi badan 167 cm itu.

Dia yakin dengan usaha, ikhtiar, dan doa, dirinya bisa menunjukkan performa terbaik saat mengibarkan bendera pusaka pada Agustus mendatang.

“Yang pasti sangat bangga bisa membawa nama baik keluarga, sekolah, dan kampung halaman dengan menjadi Paskibraka,” pungkasnya. (tribunlampung.co.id/fajar ihwani sidiq)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved