Berita Lampung

Saddam Anak Sopir Travel di Lampung Terbaik Praja IPDN, Raih Kartika Astha Bratha

Saddam Al Yasri Firstya merupakan angkatan 31 IPDN meraih nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) 3,87.

dok.Saddam
Saddam Al Yasri Firstya peraih Kartika Astha Bratha IPDN 2024 foto bersama dengan ayah dan ibu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Saddam Al Yasri Firstya (23), anak Wiwit Dwi Ismanto seorang sopir travel jurusan Kota Gajah, Bandar Lampung, Bakauheni, menjadi lulusan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) peraih Kartika Astha Bratha 2024.

Saddam Al Yasri Firstya merupakan angkatan 31 IPDN meraih nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) 3,87.

Putra sulung pasangan Wiwit Dwi Ismanto dan Reni Herawati saat dihubungi mengatakan, dirinya bangga meskipun anak seorang sopir travel tapi mampu menunjukkan prestasi membanggakan meraih Kartika Astha Bratha. 

"Orang tua selalu memesankan kepada kami meskipun saya bukan siapa-siapa, saya harus bekerja keras agar apa yang diinginkan tercapai," kata Saddam Al Yasri Firstya saat diwawancarai Tribun Lampung, via telepon whatsapp, Senin (12/8/2024). 

Saddam bersyukur atas apa yang dilakukan, karena dengan bersyukur kepada Allah SWT akan mendapatkan nikmat yang bertambah. 

Kemudian, dia mengaku semua yang telah dilakukan atau proses untuk mendapatkan hasil itu selalu melibatkan Allah SWT. 

"Lakukan hal yang terbaik, karena saya bukan siapa-siapa. Sampai saat ini juga saya masih nunggu panggilan untuk penempatan, masih nunggu tapi Insya Allah dapat di Kemendagri," kata pria yang hobinya bermain futsal ini. 

Saddam menungkapkan bahwa praja dari Lampung totalnya 34 orang dan seluruh Indonesia mencapai 1.079 orang. 

"Saya sejak kecil memang bercita-cita menjadi praja IPDN dan prospek ke depannya tidak membebani orang tua," kata Saddam. 

Dirinya mengaku pernah gagal awal lulus sekolah di SMA Negeri 1 Kota Gajah 2019.

Selang satu tahun kemudian pada 2020, dirinya ikut mendaftar di IPDN dan bersyukur lulus IPDN dengan bermukim di Bandung selama empat ahun lamanya atau delapan semester. 

Cerita Saddam, siklus kehidupan praja IPDN yang dilaluinya selama ini terpenting adalah dalam setiap proses ada tiga penilaian yang dipedomani. Yakni pengajaran, pelajaran dan pengasuhan. 

Karena pengajaran atau pelatihan itu akademiknya, sama keterampilan. 

Pengasuhan itu kehidupan di asrama,  organisasi dan sebagainya masuk kepada penilaian pengasuhan. 

"Jadi saya secara pribadi cukup balance dari semua kategori yang dilalui tersebut, ada praja itu mungkin ada nilai yang tinggi pengasuhan tinggi tapi pengajarannya rendah," kata Saddam. 

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved