Harga Singkong Anjlok di Lampung

Pabrik Tapioka di Lampung Tutup, Alumni Pertanian Unila: Harus Dilakukan Kemitraan

Kisruh mengenai harga singkong yang terjadi di Lampung, turut memantik alumni Fakultas Pertanian Universitas Lampung atau Unila.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
Foto ilustrasi, petani singkong di Lampung Tengah. | Kisruh mengenai harga singkong yang terjadi di Lampung, turut memantik alumni Fakultas Pertanian Universitas Lampung atau Unila. Ketua harian Ikatan Alumni Pertanian Unila, Fahuri Wherlian Ali menyampaikan, harus dilakukan kemitraan antara, petani, pengusaha dan pemerintah. Hal itu guna mengurai persoalan antara petani dan pabrik dalam jangka panjang. 

"Hasil ini bila dikurangi dengan biaya pengeluaran, maka petani hanya akan mendapatkan Rp5 juta. Dan tentunya tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar selama 1 tahun.

"Jadi wajar saja bila anggota DPRD Lampung meminta pengusaha untuk menaikkan harga singkong mencapai Rp1500 dengan potongan 15 persen," jelas dia.

"Dengan begitu, petani akan mendapatkan sekitar Rp18 juta setelah dikurangi pengeluaran. Meski begitu, harga tersebut masih rendah," tuturnya.

Maka dia menilai penting dilakukan kemitraan dafi stagholeder terkait untuk mengurai persoalan singkong di Lampung.

"Selain itu tata kelola Impor mesti dibenahi jangan sampai bocor. Terjadinya kebocoran keran impor, karena Indonesia saat ini masih kekurangan 1 juta ton tapioka untuk memenuhi kebutuhan nasional," pungkasnya.

( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved