24 Kepsek dan 2 Pejabat Disdik Dipanggil Kejari Terkait Kasus Korupsi Chromebook
Sebanyak 24 kepala sekolah dan dua pejabat Dinas Pendidikan Bojonegoro dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) untuk kasus korupsi pengadaan Chromebook.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bojonegoro - Sebanyak 24 kepala sekolah dan dua pejabat Dinas Pendidikan Bojonegoro dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) untuk kasus korupsi pengadaan Chromebook.
Sebanyak 24 kepala sekolah ini sebagai penerima bantuan laptop chromebook dan 2 pejabat dinas pendidikan sebagai penerima dan penyalur.
Dilansir tribun-jatim.com, Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bojonegoro, Aditya Sulaeman, menjelaskan pemeriksaan ini merupakan bagian dari instruksi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur yang melakukan pemanggilan serentak dan pemeriksaan pada lembaga pendidikan penerima bantuan laptop chromebook di seluruh kabupaten/kota.
Menurutnya langkah ini untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook dalam program Digitalisasi Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada periode 2019–2022.
“Di Kabupaten Bojonegoro hanya menerima Chromebook pada tahun 2020,” kata Aditya, Selasa (19/8/2025).
Aditya memaparkan, total ada 26 saksi yang diperiksa.
Mereka terdiri dari 24 kepala sekolah penerima bantuan serta dua pejabat dari Dinas Pendidikan.
Kendati demikian, penyidik tidak melakukan penyitaan terhadap perangkat bantuan tersebut.
"Tidak ada penyitaan. Semua Chromebook masih digunakan dengan baik di sekolah masing-masing,” tegasnya.
Lebih lanjut, Aditya menambahkan bahwa seluruh berkas hasil pemeriksaan di Bojonegoro telah dikirimkan ke Kejati Jatim untuk diteruskan ke Kejagung.
Kasus ini sendiri merupakan bagian dari pengusutan besar yang diduga melibatkan praktik korupsi di masa kepemimpinan Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Sementara itu, Berdasarkan data penerima bantuan Chromebook, Kemendikbudristek tercatat ada sebanyak 144 sekolah di Kabupaten Bojonegoro yang menerima bantuan langsung berupa laptop Chromebook.
Bantuan laptop chromebook itu disalurkan secara bertahap mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2023. Rinciannya tahun 2021 sebanyak 28 sekolah, tahun 2022 sebanyak 78 sekolah dan tahun 2023, sebanyak 38 sekolah.
Sedangkan untuk penerima bantuan, tersebar di berbagai tingkatan sekolah baik negeri maupun swasta. Rincianya Sekolah Dasar (SD) sebanyak 94 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 38 sekolah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 10 sekolah serta Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 2 sekolah.
Masing-masing sekolah mendapatkan sekitar 15 unit laptop chromebook serta beberapa perangkat penunjang lainnya seperti LCD proyektor, alat sambungan internet dan lainnya.
korupsi
Bupati Pati Sudewo Diperiksa KPK Terkait Kasus Suap Proyek Jalur Kereta |
![]() |
---|
Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI, Jaksa Periksa Anggota DPRD Lampung Tengah |
![]() |
---|
Kejari Lampung Tengah Periksa Sejumlah Anggota DPRD Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Pasar Gudang Lelang Berpotensi Munculkan Tersangka Baru |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Sebut Rakyat dan Pemerintah Suka Korupsi, 'Sama-sama Buas dan Serakah' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.